Akupedia.id, Kutai Kartanegara – Dinas Pariwisata (Dispar) Kutai Kartanegara (Kukar) menaruh fokus besar pada pengembangan Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) di tingkat kecamatan sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi kreatif lokal. Langkah ini dilandasi keyakinan bahwa setiap kecamatan menyimpan potensi budaya, seni, dan ekonomi yang unik, yang dapat digali melalui pendekatan kreatif oleh masyarakat setempat.
Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar, Zikri Umulda, menjelaskan bahwa tahun 2025 pihaknya menjadikan penguatan kelembagaan Kekraf Kecamatan sebagai prioritas utama.
“Kami sadar bahwa potensi besar itu justru ada di kecamatan. Karena itu, kami bentuk dan dorong Kekraf Kecamatan agar bisa mandiri dan menggali potensi khas wilayah masing-masing,” ujarnya dalam wawancara, Rabu (18/06/2025).
Hingga saat ini, sepuluh Kekraf Kecamatan telah terbentuk dan mulai aktif menjalankan berbagai kegiatan kreatif. Meskipun Kekraf tingkat kabupaten masih dalam tahap persiapan, Zikri menilai fokus di level kecamatan lebih efektif karena lebih dekat dengan komunitas, dinamis, dan cepat dalam merespons kebutuhan serta potensi lokal.
Zikri mencontohkan beberapa keberhasilan di lapangan. Misalnya, Kekraf Loa Janan yang menginisiasi panggung seni rakyat “Tau-Tau Ada Panggung”, serta Kekraf Muara Jawa yang mengangkat potensi UMKM lokal melalui media podcast. Menurutnya, inisiatif-inisiatif semacam ini menunjukkan fleksibilitas pendekatan ekonomi kreatif yang disesuaikan dengan karakter dan keunggulan wilayah masing-masing.
Selain membina kelembagaan, Dispar Kukar juga memberikan dukungan nyata melalui fasilitasi event. Dua kegiatan besar yang berhasil diselenggarakan pada akhir Mei 2025 lalu adalah Handil Kustik Fest di Muara Jawa dan kelanjutan panggung seni di Loa Janan. Zikri menekankan bahwa partisipasi masyarakat dalam kegiatan seni dan UMKM tidak hanya membangkitkan kreativitas, tetapi juga memperkuat identitas lokal yang dikemas dalam format modern dan menarik.
“Melalui Kekraf, kita membuka lebih banyak ruang ekspresi dan partisipasi. Masyarakat tidak sekadar menjadi penonton, tapi menjadi pelaku utama dalam membangun ekonomi berbasis budaya dan kreativitas,” jelas Zikri.
Ia menambahkan bahwa arah kebijakan ini sejalan dengan instruksi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar agar pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tidak hanya terpusat di ibu kota kabupaten, tetapi merata hingga ke seluruh kecamatan. Dispar Kukar berperan sebagai mitra strategis, memastikan keberlanjutan ekosistem ekonomi kreatif melalui pelatihan, fasilitasi event, dan promosi yang terpadu.
“Tujuannya agar ekosistem kreatif di kecamatan dapat terus tumbuh, memberikan dampak ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkas Zikri.
Dengan penguatan Kekraf Kecamatan, Dispar Kukar berharap setiap wilayah mampu menjadi motor penggerak ekonomi kreatif lokal, sekaligus memperkuat identitas budaya daerah dan membuka peluang baru bagi generasi muda untuk berkarya dan berinovasi. (Adv/Arf)