Portalborneo.or.id, Samarinda – Diketahui, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko-PMK) RI Muhadjir Effendy mengingatkan seluruh pemerintah daerah agar tidak memisahkan anggaran ataupun program tentang penanganan kemiskinan ekstrem dan stunting.
Mengenai kemiskinan ekstrem sendiri, Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso menerangkan, pihaknya lebih memperkuat program pemberdayaan ekonomi maupun pendampingan keluarga.
“Ke depan memang dalam jangka panjang, kita tidak bisa terus melalui program-program bansos. Karena itu sifatnya hanya mengurangi beban. Tetapi kita berikan keterampilan dan latihan, setidaknya ada bekal untuk kemudian dia bisa bekerja,”terang Rusmadi.
Pemkot Samarinda pun memaksimalkan program Pro Bebaya mereka ke bidang kesejahteraan keluarga. Berbagai program tersebut, bisa terlaksana dengan baik jika pendampingan di tingkat kelurahan ke bawah.
“Artinya jika kita semua bekerja keras, RT dan lurah, harus tahu persis dimana kelompok keluarga yang beresiko stunting. Dimana ibu hamil, dimana keluarga beresiko stunting dan yang tergolong miskin,”tegas Rusmadi.
Sekedar informasi, tignkat kemiskinan ekstrem di Kota Samarinda mengalami penurunan dari tahun 2021 ke 2022. Di tahun 2021, berjumlah 22.190 jiwa atau 2,59 persen menjadi 8.040 jiwa atau 0,93 persen.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/ADV/Sya*)