Portalborneo.or.id, Tenggarong – Keberadaan rumah produksi bersama (RPB) yang dibangun di wilayah Jonggon, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara membawa keuntungan bagi petani.
Ratusan petani jahe di wilayah tersebut tak perlu lagi khawatir gagal panen. Hasil komoditas tersebut kini bisa ditampung di Rumah Produksi Bersama.
Kepala Desa Jonggon Desa, Jumari mengatakan, rumah produksi bersama dinilai mampu menaikan harga jahe yang dijual oleh para petani di wilayahnya.
Rumah produksi bersama atau factory sharing yang dibangun di kawasan Jonggon menstabilkan harga jual komoditas tersebut.
“Di RPB komoditas jahe akan dihargai Rp10 Ribu/Kg. Untuk sekarang dijual ke pengepul Rp6-7 ribu. Sehingga, RPB ini diharapkan bisa mengerek harga jual,” kata Jumari, Sabtu (25/3/2023).
Menurutnya, kehadiran RPB jahe disambut dengan baik oleh kelompok petani jahe yang berada di Desa Jonggon Jaya dan Jonggon Desa.
Kehadiran RBP jahe ini dapat menumbuhkan kembali geliat petani jahe di Desa Jonggon yang mulai melemah lantaran harga komoditas turun.
Selain masalah harga, banyak petani yang merugi karena jahe yang ditanamnya busuk. Komoditas ini memang butuh perawatan yang intensif.
Namun, petani di wilayah Jonggon kini tak perlu khawatir. Jumari optimis kehadiran rumah produksi bersama akan membawa kesejahteraan bagi para petani jahe.
Setidaknya, para petani jahe di wikayah Jonggon akan memiliki pasar yang pasti. Apalagi pabrik ini memiliki jumlah produk yang cukup besar, yakni 1,5 ton per hari.
“Saya berharap petani bisa bermitra dengan koperasi pengelola RBP ini, jadi petani bisa punya pasar. Petani ini bisa sejahtera kalau punya pasar sendiri,” pungkasnya.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Int)