Mendukung Dengan Adanya IKN Nusantara, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Perlindungan Kera Bekantan, Aidil Amin menyatakan dukungannya terhadap pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Hal ini disampaikan Aidil saat ditemui di kawasan obyek wisata Perlindungan Satwa Kera Bekantan Sungai Hitam, Kelurahan Kampung Lama, Kec. Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, Jumat (26/8).
Karena dengan adanya IKN tersebut, ia meyakini bahwa wisatawan akan semakin membludak ke wilayah Sungai Hitam Samboja, baik wisatawan lokal maupun mancanegara.
“Mendukung positif terhadap kehadiran IKN, karena diharapkan akan semakin meningkatkan jumlah kunjungan wisata baik wisatawan lokal maupun luar dalam pengembangan potensi wisata berbasis pelestarian alam yang ada di Kecamatan Samboja,” kata Aidil.
Kemudian, ia juga menilai bahwa pengembangan sektor pariwisata lokal ini pun perlu adanya sinergitas dan soliditas antar sesama kelompok pegiat sadar wisata di seluruh Kalimantan Timur.
Termasuk juga kerjasama yang baik antara Pokdarwis dengan pemerintah dalam hal ini Badan Otorita IKN. Karena ia sangat berharap, pengembangan sektor pariwisata di IKN tidak mengabaikan habitat para satwa yang sudah ada selama ini.
“Sinergitas kordinasi antara penggiat Pokdarwis Endemi Kera Bekantan Sungai Hitam Samboja dengan pemangku kepentingan Badan Otoritas IKN sangat penting dalam upaya melindungi kelestarian alam dan habitat bagi hewan endemik Kera Bekantan Sungai Hitam Kalimantan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Aidil mengatakan bahwa daerah wisata Bekantan Ekoriparian Sungai Hitam sudah dikelola oleh masyarakat yang tergabung di dalam Pokdarwis Sungai Hitam Lestari sejak tahun 2018. Sektor wisata ini pun telah membawa berbagai dampak positif atas kelestarian alam dan memiliki dampak positif bagi ekonomi warga lokal.
Diterangkan Aidil lagi, bahwa keberadaan potensi wisata Sungai Hitam pun sebenarnya telah ada sejak tahun 1989, namun pada tahun 2018 baru dikelola secara profesional oleh masyarakat setempat dengan membentuk Pokdarwis Sungai Hitam Lestari dengan dibantu dana CSR dari PT. Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS).
Saat ini, objek wisata Sungai Hitam terbentang di bantaran sungai yang mencapai ±5 Km dari Kelurahan Kampung Lama hingga Kelurahan Sanipah dengan hewan endemik Kalimantan yakni Kera Bekantan, Buaya Muara dan Burung khas Kalimantan.
Bekantan atau Nasalis Larvatus adalah hewan primata sejenis kera berhidung panjang dengan rambut warna merah coklat kemerahan dan merupakan satu dari dua spesies dalam genus tunggal monyet Nasalis. Dan saat ini, diperkirakan jumlah Bekantan di Sungai Hitam telah mencapai ±500 ekor.
“Dengan berbagai hewan eksotis tersebut, maka lokasi wisata Sungai Hitam telah berhasil menarik berbagai wisatawan baik itu domestik ataupun mancanegara dalam beberapa tahun terakhir,” papar Aidil.
Maka, ditambah dengan kehadiran IKN di Provinsi Kaltim khususnya Kabupaten Kutai Kartanegara, diharapkan dapat membawa dampak positif yang lebih besar bagi kawasan wisata Sungai Hitam yakni semakin tingginya jumlah wisatawan dalam dan luar negeri. Selain itu, dengan kehadiran IKN di Kaltim dapat menunjang sektor ekowisata yang telah ada di Kampung Lama Kecamatan Samboja dengan memberikan bantuan yang lebih besar sehingga dapat memajukan wisata alam lokal khas Kalimantan.
“Bantuan ini sangat diperlukan karena sejak terjadinya pandemi Covid-19 telah memukul sektor wisata nasional termasuk Lokasi Wisata Sungai Hitam. Rendahnya jumlah pengunjung mengakibatkan tekanan bagi pengurus Pokdarwis Sungai Hitam Lestari (Kampung Lama) khususnya dari segi operasional. Namun, saat ini telah terjadi pemulihan kedatangan wisatawan atau wisman dalam negeri dan diharapkan semakin meningkat lagi jumlah kunjungan wisman untuk obyek minat khusus Kera Bekantan Sungai Hitam,” jelasnya.
Lebih lanjut, Aidil menjelaskan bahwa saat ini hambatan yang dihadapi Pokdarwis Sungai Hitam, terkait biaya operasional yaitu gaji karyawan juga permasalahan limbah sampah buangan warga masyarakat atau domestik yang sering mengotori aliran Sungai Hitam. Belum adanya pengelolaan sampah yang terintegrasi oleh Pemkab Kukar menimbulkan permasalahan pembuangan sampah ke aliran sungai oleh penduduk yang tinggal di bantaran sungai karena faktor masih rendahnya kesadaran untuk menjaga lingkungan sungai yg bersih.
“Permasalahan sampah perlu segera diatasi karena membawa dampak negatif bagi kelestarian lingkungan dan keberlangsungan wisata daerah Satwa Kera Bekantan Sungai Hitam,” ucapnya.
“Kebersihan adalah salah satu kunci dari berhasilnya pengelolaan kawasan wisata berbasis lingkungan. Besar harapan dengan adanya Otorita IKN dapat membantu permasalahan pengelolaan sampah di aliran Sungai Hitam,” pungkas Aidil.