Portalborneo.or.id, Samarinda – Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Nursobah, soroti persoalan kemiskinan ekstrem yang masih menghantui Kota Tepian. Memang jumlah penduduk miskin di Kota Samarinda terhitung banyak. Yakni 9032 jiwa. Diantara jumlah tersebut, ada 1600 jiwa yang masuk di dalam kategori miskin ekstrem.
Nursobah meminta kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda bisa menjadikan programe kemiskinan ekstrem sebagai program prioritas.
“Itu data dari PMK RI yang diantarkan ke Samarinda. Melihat kondisi itu saya mengusulkan agar penanganan masalah kemiskinan itu menjadi prioritas pembangunan Pemkot Samarinda,” pintanya.
Ia menilai, upaya menurunkan angka kemiskinan ekstrem bisa melalui ketahanan keluarga dan lingkungan. Salah satunya melalui tingkat paling bawah. Tingkat RT atau di setiap pengurus masjid.
“Angka itu bisa diselesaikan. Di Samarinda ini kan ada 500 masjid dan langgar. Berarti masing-masing masjid dan langgar ini bisa memberi bantuan kepada tiga kepala keluarga,” terangnya.
Dengan demikian biaya simpanan yang dikelola oleh masjid dan langgar dapat menanggung bahkan dapat memberikan solusi dalam pemecahan kemiskinan.
“Saya rasa ekonomi masjid bisa mengatasi kemiskinan, apabila uang masjid digunakan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat miskin,” tegasnya.
Ia meyakini bahwa dengan budaya saling membantu sesama warga, maka kemiskinan ekstrem bisa dihilangkan di Kota Samarinda.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/ADV/Sya*)