Portalborneo.or.id, Samarinda – Seluruh kecamatan di Kota Samarinda diminta untuk melakukan berbagai inovasi demi menangani kasus stunting. Mengingat, kecamatan merupakan garda pertama yang dengan cepat mengintervensi apabila ada keluarga berpotensi stunting.
Seperti yang ingin dilakukan oleh Kecamatan Sungai Pinang. Pihaknya tidak ingin sekedar sosialisasi saja, namun ingin memiliki kebijakan tersendiri di bidang pendidikan.
Salah satunya, membentuk kurikulum pendidikan kesehatan. Camat Sungai Pinang melalui Kasi Kesra Hendra Pradana mengungkapkan, usulan tersebut karena melihat kesuksesan Kota Balikpapan.
Dimana, mereka terbukti sukses memasukkan kurikulum lingkungan ke institusi pendidikan. Hal ini terbukti dengan kualitas lingkungan hidup Kota Balikpapan yang baik. Seperti udara yang baik dan minimnya limbah sampah.
“Penerapan kurikulum ini lebih baik daripada hanya sekedar sosialisasi soal stunting. Kalau dijadikan kurikulum, pasti lebih mengena dan masuk ke anak-anak,”terangnya.
Selain itu, Kecamatan Sungai Pinang mengusulkan adanya kebijakan baru terkait syarat masuknya anak ke Taman Kanak-kanak (TK). Yaitu, anak-anak harus memiliki Kartu Menuju Sehat untuk masuk ke TK.
“Jadi kita bisa pantau, kalau nggak punya berarti nggak terpantau tumbuh kembangnya. Apakah sudah tervaksin atau belum, apakah rajin nimbang tiap bulan atau nggak. Jadinya diharapkan orang tua rajin ke posyandu,”jelasnya.
Pihaknya berharap agar usulan-usulan tersebut bisa direalisasikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Direncanakan, usulan-usulan ini akan diajukan melalui rembuk stunting tingkat Kota Samarinda.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/ADV/Sya*)
