TENGGARONG – Danau Siran di Desa Muara Siran, Kabupaten Kutai Kartanegara, menawarkan pemandangan memukau dengan perairan berwarna kopi yang khas dari lahan gambut. Desa ini tidak hanya kaya akan keindahan alam, tetapi juga menjadi contoh pelestarian lingkungan yang patut dicontoh.
Perahu-perahu yang melintas di perairan dan bangunan kayu yang menjulang tinggi di tengah danau menjadi pemandangan yang biasa di sini. Hutan di sekitar danau juga dihuni oleh banyak bangau, menambah keindahan alami kawasan ini.
Desa Muara Siran terus berupaya melestarikan alamnya. Usaha sarang walet, nelayan, dan pengembangan wisata menjadi alasan warga desa tidak perlu merusak alam. Dari usaha tersebut, mereka bisa mendapatkan penghasilan tanpa harus merusak lingkungan sekitar.
Selain ikan segar dan sarang walet, desa ini juga terkenal dengan keindahan alamnya yang mulai menarik perhatian wisatawan. Danau Siran dengan hamparan tumbuhan rasau yang menyerupai atol karang menjadi daya tarik utama. Penduduk setempat telah membangun pondok di tengah danau dan menyewakan kano untuk pengunjung.
Desa Muara Siran memiliki luas wilayah yang mencakup berbagai zona, seperti kawasan perlindungan inti seluas 14.045,95 hektar, ekowisata gambut seluas 13.133,40 hektar, pemanfaatan kayu seluas 2.975,49 hektar, kehutanan masyarakat seluas 8.171,79 hektar, dan Danau Siran seluas 1.471,06 hektar.
Selain itu, ada pusat pendidikan gambut seluas 2.719,32 hektar, kawasan peternakan seluas 258,62 hektar, kebun energi seluas 2.522,49 hektar, cagar alam seluas 4.815,54 hektar, agroforestry seluas 819,38 hektar, pertanian semusim seluas 550,49 hektar, rencana pemukiman seluas 301,12 hektar, sungai seluas 401,40 hektar, serta pemukiman seluas 14,95 hektar.
Keindahan alam dan kesadaran lingkungan warga Desa Muara Siran turut mendukung program penurunan emisi karbon di Kalimantan Timur. Desa ini juga merupakan bagian dari program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF-CF). Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, mengapresiasi upaya warga desa dan mengajak masyarakat lain untuk meniru langkah mereka dalam menjaga lingkungan.
“Maka dari itu, selagi kita masih punya hutan, masih punya sumber daya alam, mari sama-sama dijaga. Jangan hanya kami (pemerintah), tapi masyarakat juga harus ikut serta, seperti apa yang dilakukan warga Desa Siran,” jelas Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.
Dengan dedikasi masyarakatnya, Desa Muara Siran menunjukkan bahwa kesejahteraan dan pelestarian lingkungan dapat berjalan seiringan, memberikan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.
[10:02 PM, 8/9/2024] arifin Media: DISPAR KUKAR (No. 177 – Versi 2)
Danau Siran, Pesona Alam Gambut di Muara Siran
TENGGARONG – Danau Siran yang terletak di Desa Muara Siran, Kabupaten Kutai Kartanegara, menawarkan keindahan alam yang memukau dengan perairan berwarna kopi khas lahan gambut. Desa ini tidak hanya mempesona secara visual tetapi juga menjadi contoh keberhasilan pelestarian lingkungan.
Perahu-perahu yang melintasi danau dan bangunan kayu yang menjulang tinggi memberikan pemandangan yang memikat. Hutan di sekitar danau juga dihuni oleh banyak bangau, menambah keindahan dan keanekaragaman hayati kawasan ini.
Warga Desa Muara Siran telah berhasil mengembangkan berbagai usaha seperti sarang walet, perikanan, dan pariwisata tanpa merusak alam. Mereka memanfaatkan kekayaan alam dengan bijak untuk mendapatkan penghasilan.
Keindahan alam desa ini, terutama Danau Siran dengan hamparan tumbuhan rasau yang menyerupai atol karang, telah menarik perhatian wisatawan. Warga telah membangun pondok di tengah danau serta menyediakan kano yang dapat disewa oleh pengunjung.
Luas wilayah Desa Muara Siran meliputi berbagai zona seperti kawasan perlindungan inti seluas 14.045,95 hektar, ekowisata gambut seluas 13.133,40 hektar, pemanfaatan kayu seluas 2.975,49 hektar, kehutanan masyarakat seluas 8.171,79 hektar, dan Danau Siran seluas 1.471,06 hektar.
Selain itu, terdapat pusat pendidikan gambut seluas 2.719,32 hektar, kawasan peternakan seluas 258,62 hektar, kebun energi seluas 2.522,49 hektar, cagar alam seluas 4.815,54 hektar, agroforestry seluas 819,38 hektar, pertanian semusim seluas 550,49 hektar, rencana pemukiman seluas 301,12 hektar, sungai seluas 401,40 hektar, serta pemukiman seluas 14,95 hektar.
Keberhasilan Desa Muara Siran dalam menjaga kelestarian alam turut mendukung program penurunan emisi karbon di Kalimantan Timur. Desa ini menjadi bagian dari program Forest Carbon Partnership Facility – Carbon Fund (FCPF-CF). Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, mengajak masyarakat untuk meneladani upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan oleh warga desa ini.
“Maka dari itu, selagi kita masih punya hutan, masih punya sumber daya alam, mari sama-sama dijaga. Jangan hanya kami (pemerintah), tapi masyarakat juga harus ikut serta, seperti apa yang dilakukan warga Desa Siran,” jelas Wakil Bupati Kukar Rendi Solihin.
Desa Muara Siran membuktikan bahwa pelestarian lingkungan dan kesejahteraan ekonomi dapat berjalan seiringan, memberikan inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia.