Sepekan Lagi, Nelayan di Samboja Kukar Bakal Gelar Selamatan dan Pesta Laut

Foto: HO/Nelayan di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur akan menggelar selamatan laut atau Pesta Laut Nelayan selama dua hari 19-20 Mei 2023.

Portalborneo.or.id, Tenggarong – Sepekan lagi, nelayan di Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur menggelar selamatan laut atau Pesta Laut Nelayan.

Tradisi warisan leluhur itu akan berlangsung selama dua hari 19-20 Mei 2023. Tradisi ini pun rutin diperingati setiap tahunnya.

Hal tersebut sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas karunia hasil kekayaan laut yang telah warga nelayan nikmati selama ini. 

Tahun 2023 ini, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Pariwisata (Dispar) dan Komite Ekonomi Kreatif (Kekraf) yang akan menyelenggarakan Pesta Laut Nelayan di zona pesisir. 

Baca juga  Kondisi Ekonomi Sektor Jasa Keuangan Provinsi Kaltim Stabil Pasca Covid-19

Menurut Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin, tradisi warga pesisir ini sudah masuk ke dalam agenda pemerintah kabupaten, di kalender event tahunan Kukar. 

“Ada lima kegiatan serupa yang sudah diagendakan, pertama sudah dilaksanakan Sebulu Festival yang akan digelar dua pekan, dan selanjutnya di Samboja ada pesta laut pesisir nusantara,” ujarnya, Minggu (14/5/2023). 

Baca juga  Samsun Tegaskan Kerugian Masyarakat Kaltim Akibat Pertambangan Harus Segera di Ganti

Ia sedikit bercerita, pada tahun 2018 lalu, dirinya sempat mengomando pesta tradisi ini, tepat sebelum mengemban tugas sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di tahun 2019. 

“Dulu saya pernah menjadi ketua panitia waktu 2018 sebelum saya menjdi DPRD Kukar. Itu sudah pernah dilaksanakan dan itu merupakan agenda rutin,” tuturnya. 

Menurut Rendi, Pesta Laut Nelayan ini pasti akan tetap dilaksanakan oleh kelompok nelayan yang ada di pesisir Kukar.

Baca juga  Kelurahan Maluhu Gelar Festival dan Safari Ramadhan 2023 Selama 12 Hari

Sebab, pesta laut serupa juga pasti digelar di kecamatan lain, seperti Muara Badak, Muara Jawa atau Sangasanga. 

Ritual ini penting untuk digelar karena merupakan kepercayaan turun-temurun yang dianut masyarakat setempat.

Apabila tidak dilaksanakan, lanjut Rendi Solihin, mereka meyakini akan ada banyak hal tidak diinginkan yang bisa terjadi. 

“Kalau ini tidak dilaksanakan banyak hal yang bisa terjadi yang tidak diinginkan oleh masyarakat nelayan kita,” pungkasnya.

(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Int)

Berita Lainnya

© Copyright 2022 - 2023 Akupedia.id, All Rights Reserved