Portalborneo.or.id, Kutai Kartanegara – Pembangunan IKN Kaltim, yang hingga kini sudah masuk tahap pengerjaan sarana fisik, Diyakini Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia(ISEI) Kukar, Totok Heru Subroto, pasti sangat berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perekonomian masyarakat di Kukar.
“Yang paling utama, alami pertumbuhan besar, disektor pertanian dan Ekraf, ” ucap Totok, Rabu 31 Agustus 2022 siang di kantornya.
Totok yang pernah jabat Kepala Bappeda Kukar ini menyebut, sejak di wacanakan kepindahannya IKN ke Kaltim sudah menjadi daya tarik pihak investor, kemudian dikeluarkannya UU No.3 tahun 2022 tentang IKN, semakin menunjukkan keseriusan kepindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kaltim.
“Jangankan pembangunan fisik IKN, yg saat ini proses groun breaking, pada saat awal penetapan UU IKN oleh Presiden saja sudah berpengaruh besar terhadap geliat ekonomi di Kukar,” ucapnya.
Yang ditunggu saat ini, sebut Asisten III Setkab Kukar ini adalah, desain pengelolaan IKN nantinya seperti apa, karena akan berdampak juga terhadap investasi Sumber Daya Manusia(SDM) yang harus disiapkan. Pelaksanaan pembangunan IKN saat ini juga sudah terasa berdampak bagi Kukar.
“Investor luar Kaltim, mulai melirik potensi SDA Kukar sebagai dari penyangga pengembangan kawasan IKN, ” terangnya.
Disinggung terkait potensi yang bisa dimaksimal di Kukar dalam menghadapi IKN, lulusan Magister Ekonomi Pembangunan Unhas Makassar ini menyebut, potensi perekonomian menyesuaikan potensi Kukar, seperti sektor pertambangan batu bara, pertanian dalam arti luas, dan ekonomi kreatif. Untuk sektor pertambangan batu bara tidak bisa diandalkan kedepannya, karena akan habis dalam kurun waktu tertentu.
“Yang bisa diandalkan hanya sektor pertanian dalam arti luas dan ekonomi kreatif, karena dua sektor tersebut, bersentuhan langsung dengan masyakat, yang diyakini mampu mensejahterakan rakyat, ” ucapnya.
Totok menambahkan, organisasi ISEI memandang perlu memprioritaskan penguatan pembangunan di sektor ekraf dan ekowisata, dalam proses penguatannya harus diimbangi dengan prinsip transaksi ekonomi digital yang sudah harus diberlakukan ditempat publik, khususnya kawasan obyek wisata, karena zamannya saat ini sudah era digitalisasi.
“Jika wisatawan ingin berkunjung ke obyek wisata yang ada di Kukar, tidak perlu beli karcis manual, bisa langsung lewat HP, dengan memanfaatkan transaksi ekonomi digital,” katanya.
Transaksi ekonomi digital sebut Totok lebih efisien, dan mengurangi kebocoran pendapatan daerah, krn semua sudah tersistem dengan IT. Ada tiga unsur profesi yg bergabung di ISEI Kukar, dalam mengembangkan sistem transaksi digital yaitu akademisi, pelaku bisnis dan pemerintahan.
“Keputusan akhirnya tetap ada dipemerintahan, sedangkan akademisi dan pelaku bisnis memberikan masukan positif agar perekonomian semakin kuat. ISEI memfokuskan percepatan ekonomi kreatif dan pengembangan pariwisata, ” tandasnya. (Andri)