Portalborneo.or.id, Tenggarong- Bupati Kutai Kartanegara Edi Damansyah menghadiri rangkaian upacara Melasti umat Hindu, Minggu (19/3/20203) di depan Museum Mulawarman, Tenggarong.
Ratusan umat Hindu yang berasal dari Samarinda dan Kutai Kartanegara mengikuti ppacara tersebut dalam rangka Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1945.
Hadir juga pada acara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kukar H Nasrun, Kepala Kesbangpol Rinda Desianti.
Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia Kaltim I Made Subamia, Bimas Hindu Kanwil Kemenag Kaltim Anak Agung Raka Ardita dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kukar.
Bupati Edi Damansyah mengatakan, melasti merupakan bentuk pensucian diri umat Hindu menjelang hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka.
“Upacara ini dilaksanakan seluruh umat hindu menjelang perayaan hari Raya Nyepi. Nuansanya berbeda jika dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya.
Hari Raya Nyepi memiliki makna sebagai hari kebangkitan yang mempersatukan umat dalam bingkai kesatuan yang penuh toleransi, penuh kerukunan meskipun dalam perbedaan.
Melalui perayaan Hari Raya Nyepi, Edi mengajak umat Hindu untuk menjauhkan diri dari sifat keserakahan sebagaimana yang diajarkan oleh iman kepercayaan umat Hindu.
Menurutnya, upacara melasti yang digelar di Kota Raja memiliki nuansa berbeda. Edi ingin upacara melasti dan kegiataan keagamaan lainnya bisa dikemas apik.
Pemerintah Kabupaten Kukar pun mendukung dan menyarankan agar upacara melasti selanjutnya bisa dilakukan di Pulau Kumala.
Mengingat, di Pulau Kumala memiliki altar tempat bagi umat Hindu untuk melakukan kegiatan keagamaan.
Dampak lain yang bisa didapat dari pelaksanaan melasti di Pulau Kumala ialah meningkatkan perkembangan destinasi wisata.
“Kukar keunggulannya wisata religi, saya harap ini bisa dijaga karena merupakan aset yang sangat penting,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalimantan Timur, I Made Subamia menyebut, melasti merupakan rangkaian hari suci Nyepi.
Sebelum merayakan hari suci nyepi, umat Hindu harus melakukan penyucian diri, dengan sarana mengambil tirta kamandalu.
“Untuk membersihkan alam dan diri kita sendiri sebelum melakukan Nyepi,” ujarnya.
I Made Subiama mengungkapkan, upacara melasti ini dilakukan untuk pertama kalinya di Kabupaten Kutai Kartanegara.
Menurutnya, Kutai Kartanegara memiliki histori sejarah bagi umat hindu. Sejarah ini berkaitan dengan kerajaan hindu tertua di nusantara.
Dengan akan datangnya hari Suci Nyepi, I Made Subiama pun berharap kesejahteraan dan keselamatan bersama tetap terwujud.
“Kegiatan melasti biasanya dilakukan di Samarinda. Ini pertama kali di Kukar, karena punya sejarah kuat untuk umat hindu Kaltim,” pungkasnya.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Dzl)