Samarinda – Kekhawatiran mengenai kekuatan struktur bangunan Big Mall Samarinda mencuat kembali setelah manajemen mengumumkan akan membuka kembali pusat perbelanjaan tersebut pada 16 Juni 2025. Banyak warga mempertanyakan apakah fondasi dan rangka bangunan masih layak pakai setelah dilalap api selama lebih dari dua jam dalam kebakaran 3 Juni lalu.
Insiden kebakaran itu sempat menyebabkan kerusakan parah pada lantai bawah dan sebagian sistem ventilasi pusat. Meski tidak ada korban jiwa, sejumlah bagian atap sempat runtuh dan beberapa tiang penyangga utama mengalami perubahan warna akibat suhu tinggi.
Pemerintah Kota Samarinda belum secara terbuka mempublikasikan hasil uji kekuatan material pasca kebakaran. Hal ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat yang khawatir dengan potensi keruntuhan bangunan di kemudian hari.
Tim ahli konstruksi dari universitas lokal menyarankan agar uji ulang struktur dilakukan secara menyeluruh dan hasilnya dipublikasikan. Mereka menilai bahwa kebakaran besar bisa menyebabkan mikro-keretakan pada beton dan pelemahan sambungan baja yang tidak kasatmata.
Salah satu pengunjung tetap Big Mall, Yuliani (39), mengatakan bahwa dirinya belum berani kembali membawa anak-anak ke sana karena tidak yakin kondisi mall benar-benar aman. Ia juga berharap ada sertifikasi ulang dari lembaga berwenang sebagai syarat pembukaan kembali.
Manajemen mall hanya menyampaikan bahwa area terdampak telah dibersihkan dan direnovasi, tanpa menjelaskan apakah ada rekonstruksi struktural pada bagian-bagian yang rusak. Tidak adanya keterbukaan ini memicu spekulasi di media sosial soal ketergesaan membuka kembali mall demi mengejar target finansial.
Pakar kebencanaan dari Samarinda Disaster Watch mengingatkan pentingnya transparansi karena mall merupakan ruang publik dengan arus manusia tinggi. Mereka menegaskan bahwa keselamatan tidak boleh dikompromikan dalam situasi apa pun.
Jika tidak segera ditanggapi secara serius, kekhawatiran publik terhadap integritas struktur bangunan Big Mall Samarinda dapat berkembang menjadi krisis kepercayaan yang lebih luas dan berdampak pada reputasi jangka panjang.