Pertandingan Penuh Kontroversi di Kualifikasi Piala Dunia 2026

Foto: Ragnar Oratmangoen dan Mees Hilgers, dua bintang Timnas Indonesia, merayakan gol mereka ke gawang Bahrain dengan penuh semangat. Laga Bahrain vs Indonesia yang berlangsung pada 10 Oktober 2024 ini menyuguhkan ketegangan hingga akhir.
Foto: Ragnar Oratmangoen dan Mees Hilgers, dua bintang Timnas Indonesia, merayakan gol mereka ke gawang Bahrain dengan penuh semangat. Laga Bahrain vs Indonesia yang berlangsung pada 10 Oktober 2024 ini menyuguhkan ketegangan hingga akhir.

Jakarta – Dalam upaya meraih tiket menuju Piala Dunia 2026, Tim Nasional Indonesia menghadapi tantangan besar saat bertandang ke markas Bahrain pada 10 Oktober 2024. Laga yang berlangsung di National Stadium, Bahrain, ini menjadi salah satu pertandingan yang paling dramatis dan penuh ketegangan di babak kualifikasi zona Asia. Diwarnai oleh gol-gol indah dan kontroversi wasit, hasil imbang 2-2 meninggalkan perasaan campur aduk bagi pendukung kedua tim.

Pertandingan ini menjadi sangat krusial bagi kedua negara. Indonesia, yang sebelumnya telah meraih kemenangan penting, berupaya memperkuat posisinya di klasemen grup. Sementara itu, Bahrain yang juga menargetkan lolos, menampilkan permainan agresif di depan pendukungnya. Namun, apa yang seharusnya menjadi pertandingan yang memukau diakhiri dengan kontroversi terkait keputusan wasit yang banyak dipertanyakan oleh tim Indonesia.

Pada artikel ini, kita akan mengulas secara rinci jalannya pertandingan, menganalisis setiap momen penting, membahas kontroversi yang terjadi, dan dampak dari hasil pertandingan ini bagi perjalanan kedua tim menuju Piala Dunia 2026.

Pertandingan dimulai dengan tempo yang cepat sejak peluit pertama ditiup oleh wasit asal Oman, Ahmed Al Kaf. Kedua tim langsung menerapkan permainan menyerang, tetapi Bahrain tampak lebih dominan di awal babak pertama. Timnas Indonesia, yang mengenakan kostum putih, tampak berhati-hati dan berusaha untuk tidak kebobolan di menit-menit awal.

Bahrain mengambil inisiatif dengan serangan melalui sisi sayap, memanfaatkan kecepatan pemain sayap mereka untuk menekan pertahanan Indonesia. Pada menit ke-15, Bahrain berhasil unggul terlebih dahulu melalui tendangan bebas Mohamed Marhoon. Tendangan bebas tersebut sempat mengecoh kiper Indonesia, Maarten Paes, yang berusaha menebak arah bola. Skor 1-0 untuk Bahrain membuat suasana stadion semakin bergelora, dengan pendukung tuan rumah bersorak gembira.

Meskipun tertinggal, Indonesia tidak menyerah. Di bawah arahan pelatih Shin Tae-yong, tim Garuda mulai membangun serangan balik yang lebih terstruktur. Pada menit ke-48, tepat menjelang akhir babak pertama, Ragnar Oratmangoen berhasil mencetak gol balasan bagi Indonesia. Gol tersebut dicetak melalui serangan cepat yang diakhiri dengan tendangan keras yang tak mampu dihalau kiper Bahrain. Skor 1-1 menutup babak pertama dengan tensi yang semakin memanas.

Baca juga  Kualifikasi Piala Dunia 2026, Garuda Unggul Tipis atas Vietnam 1-0

Memasuki babak kedua, Indonesia tampak lebih percaya diri setelah gol penyeimbang di akhir babak pertama. Pelatih Shin Tae-yong melakukan beberapa perubahan taktik dengan memasukkan pemain-pemain yang lebih defensif untuk memperkuat lini pertahanan. Eliano Reijnders dan Rizky Ridho dimasukkan untuk menggantikan Jordi Amat dan Sandy Walsh.

Permainan di babak kedua berjalan lebih lambat dibandingkan babak pertama. Kedua tim tampak berhati-hati, tidak ingin kebobolan lebih awal. Namun, lambatnya tempo pertandingan tak bertahan lama. Pada menit ke-74, Rafael Struick berhasil mencetak gol indah yang membuat Indonesia unggul 2-1 atas Bahrain. Gol ini tercipta setelah umpan cantik dari Witan Sulaeman yang berhasil menembus pertahanan Bahrain, diselesaikan dengan sempurna oleh Struick.

Gol ini menjadi momen penting bagi Indonesia yang berharap bisa mempertahankan keunggulan hingga peluit panjang dibunyikan. Namun, Bahrain tidak tinggal diam. Mereka meningkatkan intensitas serangan, terutama melalui sayap kanan yang kerap menekan pertahanan Indonesia.

Menjelang akhir pertandingan, kontroversi mulai muncul. Wasit memberikan waktu tambahan yang cukup panjang, tetapi tidak ada yang menyangka apa yang akan terjadi. Saat pertandingan seharusnya berakhir pada menit ke-96, Bahrain masih mendapatkan kesempatan terakhir melalui serangan yang dibangun dari tendangan bebas. Pada menit ke-99, Mohamed Marhoon kembali mencetak gol, membuat skor menjadi 2-2. Yang mengejutkan, gol tersebut dicetak setelah waktu tambahan yang seharusnya telah berakhir tiga menit sebelumnya.

Baca juga  Peringatan HUT PDI Perjuangan Ke-50 di Cibubur, Samsun: Kemenangan 2024 Persembahan Khusus dari Kaltim

Keputusan ini menimbulkan kemarahan di kubu Indonesia. Para pemain dan staf pelatih Indonesia melakukan protes keras kepada wasit. Menurut mereka, pertandingan seharusnya sudah berakhir sebelum gol tersebut terjadi. Namun, protes tersebut tidak membuahkan hasil, dan pertandingan pun berakhir dengan skor 2-2.

Setelah pertandingan, pelatih Shin Tae-yong dalam konferensi pers mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan wasit. “Kami merasa dicurangi. Waktu tambahan sudah lewat, dan gol itu seharusnya tidak pernah terjadi. Ini sangat tidak adil bagi tim kami yang sudah bekerja keras sepanjang pertandingan,” ungkapnya dengan tegas.

Di sisi lain, pelatih Bahrain, Dragan Talajic, merasa puas dengan hasil imbang tersebut. “Kami berjuang hingga menit terakhir, dan tim kami layak mendapatkan hasil ini. Sepak bola adalah permainan yang penuh kejutan, dan hari ini kami berhasil memanfaatkannya,” kata Talajic.

Reaksi dari para pendukung Indonesia juga sangat emosional. Di media sosial, banyak yang mengkritik keputusan wasit dan menyayangkan hasil pertandingan yang menurut mereka tidak adil. Tagar #WasitTidakAdil sempat menjadi trending di Twitter Indonesia beberapa jam setelah pertandingan berakhir.

Hasil imbang ini membuat Indonesia harus puas berada di posisi kelima klasemen sementara grup Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di bawah Jepang, Arab Saudi, Australia, dan Bahrain. Dengan nilai tiga poin, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk memperbaiki posisinya dalam pertandingan-pertandingan selanjutnya, terutama ketika menghadapi China pada 15 Oktober mendatang.

Meski hasil ini mengecewakan, performa timnas Indonesia di bawah pelatih Shin Tae-yong patut diapresiasi. Mereka mampu bermain dengan determinasi tinggi melawan tim yang lebih unggul secara peringkat, dan hampir mencuri kemenangan di kandang lawan. Namun, tim Garuda harus belajar dari pengalaman ini dan memperkuat mentalitas mereka, terutama dalam menghadapi situasi-situasi krusial di menit-menit akhir pertandingan.

Baca juga  Komisi IV DPRD Kaltim Dorong Adanya Masterplane Kebudayaan Benua Etam

Secara taktik, Indonesia bermain cukup baik dengan formasi 4-3-3 yang mampu memaksimalkan serangan balik cepat. Rafael Struick dan Ragnar Oratmangoen menjadi andalan di lini depan dengan kecepatan dan kemampuan finishing yang baik. Namun, masalah yang dihadapi Indonesia adalah dalam hal penguasaan bola. Bahrain, yang bermain lebih agresif, sering mendominasi lini tengah, membuat Indonesia harus lebih banyak bertahan dan mengandalkan serangan balik.

Selain itu, pertahanan Indonesia yang dikawal oleh Maarten Paes sebagai kiper juga patut dipuji. Paes beberapa kali melakukan penyelamatan krusial, termasuk menahan tendangan bebas berbahaya dari pemain Bahrain pada babak pertama.

Namun, faktor kunci dalam pertandingan ini adalah keputusan wasit. Banyak pengamat menilai bahwa wasit Ahmed Al Kaf terlalu sering meniup peluit untuk pelanggaran yang seharusnya tidak perlu, yang memperlambat tempo pertandingan. Selain itu, penambahan waktu yang dinilai berlebihan menjadi topik utama yang memicu perdebatan setelah pertandingan.

Pertandingan antara Indonesia dan Bahrain ini bukan hanya soal hasil akhir, tetapi juga tentang perjuangan, kontroversi, dan pelajaran berharga bagi Timnas Garuda. Meskipun mereka gagal meraih tiga poin, performa timnas Indonesia patut diacungi jempol, terutama mengingat mereka bermain di kandang lawan dengan tekanan yang tinggi.

Namun, kontroversi terkait keputusan wasit meninggalkan rasa pahit bagi skuad dan pendukung Indonesia. Kejadian ini mengingatkan kita bahwa dalam sepak bola, segala sesuatu bisa terjadi, dan terkadang hasil akhir tidak sepenuhnya berada di tangan pemain.

Dengan hasil ini, Indonesia harus segera bangkit dan mempersiapkan diri untuk pertandingan berikutnya melawan China. Kualifikasi masih panjang, dan peluang Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar jika mereka mampu belajar dari kesalahan dan tampil lebih konsisten.

Dilansir dari https://bola.bisnis.com/read/20241011/398/1806542/live-hasil-bahrain-vs-indonesia-kontroversi-timnas-garuda-dipaksa-bermain-seri-oleh-wasit

Penulis : Reihan Noor

Berita Lainnya

© Copyright 2022 - 2023 Akupedia.id, All Rights Reserved