Akupedia.id, Indonesia – Pada 1 Maret 2025, Pertamina melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Beberapa jenis BBM mengalami penurunan harga, seperti Dexlite yang turun dari Rp14.600 menjadi Rp14.300 per liter, serta Pertamina Dex dari Rp14.800 menjadi Rp14.600 per liter. Sementara itu, harga Pertamax tetap di Rp12.900 per liter, dan Pertalite masih bertahan di Rp10.000 per liter.
Di sisi lain, SPBU swasta seperti Shell dan BP justru menaikkan harga BBM mereka. Shell Super (RON 92) naik menjadi Rp14.780 per liter, sedangkan BP 92 (RON 92) menjadi Rp14.620 per liter. Perbedaan harga ini membuat konsumen lebih selektif dalam memilih BBM yang sesuai dengan anggaran mereka.
Selain perubahan harga BBM, pasar saham Indonesia mengalami tekanan besar. Pada 28 Februari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,31% atau 214,85 poin, turun ke level 6.270,59. Dalam sepekan terakhir, IHSG telah melemah hingga 7,83%, menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor dan pelaku pasar.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, menyatakan bahwa pihaknya akan mengambil langkah-langkah strategis guna mengatasi penurunan ini. BEI akan mengumpulkan pelaku pasar untuk membahas kondisi pasar saham yang sedang tidak stabil. Hal ini diharapkan dapat meredakan kepanikan dan mengembalikan kepercayaan investor.
Menurut para analis, aksi jual besar-besaran oleh investor asing menjadi penyebab utama merosotnya IHSG. Dalam sepekan terakhir, aksi jual asing mencapai Rp10,2 triliun, memperburuk kondisi pasar saham. Situasi ini mencerminkan dinamika ekonomi yang harus dicermati oleh masyarakat dan pemerintah untuk menghindari dampak negatif yang lebih luas.
Penulis: FebriaDV
