Portalborneo.or.id, Samarinda – Masih ingat dengan Ponari si dukun cilik dengan batu petirnya?
Ya, jauh sebelum pengobatan Ida Dayak viral, Ponari sudah duluan menggemparkan publik, menyembuhkan berbagai penyakit dengan hanya mencelupkan batu “ajaibnya” ke air yang dibawa pasien.
Lantas, bagaimana kabar Ponari sekarang, dukun cilik yang kini sudah berumah tangga?
Sebagaimana diketahui, Ponari begitu kondang pada 2009 hingga dijuluki dukun cilik.
Ribuan orang rela mengantre di rumahnya demi air yang mereka bawa dicelup batu petir yang konon bertuah.
Meski sudah berumah tangga, ia tetap konsisten melayani pengobatan alternatif dengan metode yang sama.
Pemilik nama Muhammad Ponari Rahmatullah (23) itu masih tinggal serumah dengan orang tuanya di Dusun Kedungsari, Desa Balongsari, Kecamatan Megaluh, Jombang.
Ia mempunyai seorang putri berusia 2 tahun buah pernikahannya dengan Aminatus Zuroh (25), warga Desa Sukosari, Kecamatan Jogoroto, Jombang.
Dilansir dari detik.com, Ponari menceritakan aktivitasnya sehari-hari.
Meski tak seramai dulu, ia menyebut masih ada sejumlah orang yang berobat kepadanya.
Saat ditanya berapa tarif yang dipatoknya, Ponari mengaku tak pernah memasang tarif.
“Sama seperti dulu (tarif) seikhlasnya,” kata Ponari kepada wartawan di rumahnya, Senin (10/4/2023).
Sedangkan, metode yang ia pakai pun tetap sama, yakni menyelupkan batu petir ke air minum yang dibawa setiap pasien.
Air tersebut bisa diminum oleh pasien, atau dioleskan pada bagian tubuh yang sakit.
Batu petir yang ia temukan Januari 2009 itu masih ia simpan di rumahnya.
Karena mempunyai pekerjaan tetap, Ponari hanya bisa melayani pasien di hari libur.
Menurutnya, pasien biasa langsung datang ke rumahnya dengan membawa air.
“Syaratnya hanya membawa air putih saja. Biasanya pasien langsung datang, ada juga yang janjian dulu,” imbuhnya.
Sehari-hari, Ponari bekerja di gudang ayam Desa Mojokrapak, Tembelang, Jombang.
Ponari menjelaskan, pasien yang datang dari Jombang dan daerah sekitarnya, kebanyakan datang dengan keluhan diabetes atau kencing manis dan sakit pada kaki.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Dzl)