Portalborneo.or.id, Tenggarong – Cuaca ekstrem yang melanda beberapa daerah di Indonesia juga dirasakan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Kalimantan Timur.
Bahkan, dalam beberapa waktu terakhir, masyarakat merasakan panas yang sangat terik. Hal ini sejalan dengan ramalan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Menurut rilis BMKG, cuaca panas yang melanda akan berlangsung cukup lama dan puncaknya diperkirakan terjadi pada bulan Agustus mendatang.
Menanggapi hal ini, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Fida Hurasani telah mengingatkan masyarakat.
Ia meminta agar masyarakat selalu waspada, terutama terhadap potensi bencana dan kebakaran baik di daerah pemukiman maupun lahan dan hutan.
Hal ini juga berlaku untuk petugas BPBD Kukar, yang harus selalu waspada dan siap siaga.
“Saya tidak membedakan antara musim panas maupun musim penghujan. BPBD harus selalu siap dan siaga. Tidak peduli bagaimana kondisinya, tidak ada alasan,” ujarnya, Senin (8/5/2023).
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan rutin terhadap sarana dan prasarana, untuk memastikan tidak ada kendala di lapangan saat terjadi bencana.
Selain itu, BPBD Kukar terus melakukan patroli keliling dan memberikan imbauan kepada masyarakat agar tidak lengah.
“Selama Bulan Ramadan kemarin, kita terus melakukan hal ini secara kontinyu,” lanjutnya.
Fida juga mengimbau dan mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati saat membakar sampah. Apabila memang harus membakar sampah, harus dilakukan dengan kehati-hatian tingkat tinggi.
“Artinya, sebisa mungkin hindari melakukan pembakaran sampah,” imbuhnya.
Untuk diketahui, BPBD Kukar juga berencana menambah lima unit mobil tangki pemadam kebakaran, hingga selang cadangan sebagai standar keamanan dan kesiapan.
“Tahun ini, kami mengusulkan penambahan alat, terutama mobil tangki pemadam kebakaran. Mudah-mudahan segera terealisasi,” tutur Fida.
Pihaknya juga akan meningkatkan pos-pos pemadam kebakaran. Hal ini sebagai upaya penghubung tindakan respon cepat jika terjadi suatu bencana kebakaran.
Di Kukar masih banyak daerah yang belum memiliki pos-pos siaga daerah, seperti di Loa Ipuh Darat, Jonggon.
Kemudian perbatasan antara Tenggarong Seberang sampai Sebulu di SP, perbatasan-perbatasan Sebulu, dan Muara Kaman.
“Karena ini bersifat bangunan fisik, tidak dapat direalisasikan secepatnya. Namun, sarana dan prasarana-nya akan kami usulkan di anggaran perubahan nanti,” tandas Fida Hurasani.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id/Int)