THL Sarjana di Kukar Perlu Perencanaan Ketenagakerjaan yang Lebih Matang

Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono

Akupedia.id, TENGGARONG — Realitas getir masih menghantui dunia ketenagakerjaan di Kutai Kartanegara (Kukar), khususnya bagi tenaga harian lepas (THL) yang telah menempuh pendidikan tinggi. Hal ini disampaikan langsung oleh Sekretaris Daerah Kukar, Sunggono, dalam forum Penyusunan Rencana Tenaga Kerja Daerah (RTKD) Kukar 2025–2029, Kamis (18/7/2025).

Sunggono mengungkapkan, tidak sedikit lulusan perguruan tinggi ternama yang terjebak dalam kondisi kerja tidak layak. “Ada lulusan peternakan dari UGM, Unair, hingga Udayana yang hanya menerima upah Rp13 ribu per hari. Kalau dihitung sebulan, hanya sekitar Rp550 ribu. Ini jelas tidak sebanding dengan kompetensi yang dimiliki,” ucapnya.

Baca juga  PUG dan PPRG untuk Pembangunan Desa Berkelanjutan di Loa Kulu

Ia menilai, situasi ini mencerminkan lemahnya perencanaan tenaga kerja di tingkat daerah. Banyak lulusan sarjana yang tidak terserap di sektor yang sesuai dengan bidang pendidikannya. Salah satu contoh yang ia soroti adalah lulusan sarjana pariwisata.

“Kita gencar membangun sektor pariwisata sebagai prioritas ekonomi. Tapi anehnya, tidak ada satu pun sarjana pariwisata yang bekerja di dinas pariwisata. Ini sebuah ironi yang harus segera kita benahi,” tegasnya.

Menurut Sunggono, permasalahan ini tidak sekadar soal penempatan tenaga kerja, melainkan berkaitan erat dengan arah kebijakan pembangunan. Ia menekankan bahwa penyusunan RTKD harus selaras dengan dokumen perencanaan jangka panjang, yakni Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

Baca juga  Tahun 2025, Pemkab Kukar Akan Fokus Untuk Pengembangan Kawasan

Sinkronisasi ini dianggap penting agar investasi sumber daya manusia (SDM) dapat menghasilkan manfaat optimal dalam jangka waktu 5–10 tahun mendatang. “Kalau kita tidak menyamakan arah pembangunan dengan kebutuhan tenaga kerja, maka kita akan terus menghadapi ketimpangan antara pendidikan dan lapangan kerja,” jelasnya.

Dalam forum tersebut, pembahasan mengerucut pada strategi penyusunan RTKD yang tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga mampu menjadi pedoman praktis bagi pemerintah daerah, pelaku usaha, dan lembaga pendidikan. Tujuannya, memastikan setiap lulusan memiliki peluang kerja yang relevan dengan keahlian mereka.

Baca juga  Waduk Panji Akan Jadi Destinasi Unggulan di Kaltim Berkat Perbaikan Serius

Sunggono menambahkan, investasi di bidang SDM memerlukan perhitungan yang matang, mulai dari sektor prioritas, kebutuhan tenaga spesialis, hingga penempatan yang tepat. Tanpa itu semua, pembangunan yang direncanakan bisa kehilangan daya dorong utamanya.

Pernyataan ini pun menjadi pemicu diskusi mendalam di kalangan peserta, yang terdiri dari perwakilan OPD, akademisi, hingga sektor swasta. Semua pihak sepakat bahwa perencanaan tenaga kerja yang akurat adalah kunci untuk menghindari ironi-ironi ketenagakerjaan seperti yang dialami para THL sarjana di Kukar saat ini. (ADV)

Berita Lainnya