PBNU Laporkan Trans7 ke Jalur Hukum, Nilai Tayangan Xpose Uncensored Lecehkan Pesantren

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memberikan tanggapan soal tayangan program Xpose Uncensored di Trans7 yang dinilai melecehkan pesantren dan tokoh-tokoh yang dimuliakan kalangan nahdliyin

Akupedia.id, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) secara resmi menyatakan akan menempuh jalur hukum terhadap program Xpose Uncensored yang ditayangkan oleh Trans7. Tayangan tersebut dinilai telah melecehkan lembaga pesantren serta para tokoh ulama yang sangat dihormati kalangan nahdliyin.

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, langkah hukum diambil sebagai bentuk tanggung jawab organisasi dalam melindungi martabat pesantren dan menjaga ketenteraman sosial masyarakat.

“Saya telah menginstruksikan kepada Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum PBNU untuk segera mengambil langkah-langkah hukum yang diperlukan,” ujar Gus Yahya di Jakarta, Selasa (14/10).

Ia mengungkapkan rasa keberatan yang mendalam terhadap isi tayangan yang disiarkan pada Senin (13/10) malam itu. Menurutnya, isi program tersebut secara jelas mencederai nilai-nilai jurnalistik dan berpotensi memicu keresahan di tengah masyarakat.

Baca juga  Andi Harun Kantongi 3 Nama Calon Pendampingnya di Pilkada Samarinda 2024

“Tayangan itu secara terang-terangan menghina pesantren dan para kiai yang sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama. Ini bukan sekadar pelanggaran etika jurnalistik, tetapi juga penghinaan terhadap simbol-simbol keagamaan dan tradisi luhur,” tegasnya.

Gus Yahya menambahkan, PBNU menuntut pihak Trans7 dan Trans Corporation untuk segera mengambil langkah konkret memperbaiki dampak sosial yang telah ditimbulkan. Ia menilai permintaan maaf saja tidak cukup, karena tayangan tersebut telah menyinggung perasaan jutaan umat Islam, khususnya warga NU.

Baca juga  Mekanisme Opsen Pajak, Transparansi dan Pemerataan Pendapatan Daerah

“Kami mendesak Trans7 dan Trans Corporation agar secara nyata memperbaiki kerusakan sosial akibat tayangan itu. Masalah ini harus diselesaikan secara bertanggung jawab agar tidak menimbulkan ketegangan baru di masyarakat,” tegas Gus Yahya.

Dalam program Xpose Uncensored tersebut, ditayangkan potongan video yang menampilkan para santri dan jamaah menyalami seorang kiai yang sedang duduk serta adegan kiai turun dari mobil. Narasi dalam video menyebut bahwa para santri rela ngesot untuk menyalami dan memberikan amplop kepada kiai, disertai komentar bahwa seharusnya kiai yang kaya justru memberi amplop kepada santri.

Cuplikan video itu kemudian viral di media sosial dan menuai reaksi keras dari publik. Banyak warganet menilai tayangan tersebut telah mendistorsi praktik penghormatan santri terhadap guru. Tagar #BoikotTrans7 bahkan sempat menjadi trending, sebagai bentuk protes dari masyarakat.

Baca juga  Idul Fitri 1444 H: Muhammadiyah Lebaran 21 April 2023, Bagaimana dengan Pemerintah?

PBNU menegaskan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan dan pembinaan moral yang memiliki kontribusi besar terhadap bangsa. Karena itu, penghinaan terhadap pesantren dianggap sebagai serangan terhadap tradisi keilmuan dan keagamaan yang menjadi fondasi kehidupan umat Islam di Indonesia.

“Pesantren adalah tempat pendidikan akhlak dan spiritualitas. Menyudutkan pesantren berarti mengabaikan jasa besar mereka dalam membentuk karakter bangsa,” tutup Gus Yahya. (Arf)

Sumber: antaranews.com

Berita Lainnya