Akupedia.id, Balikpapan – Maraknya praktik prostitusi di sekitar kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, menuai perhatian dari kalangan akademisi. Sosiolog dari Universitas Mulawarman, Sri Murlianti, menyatakan bahwa fenomena tersebut perlu ditangani secara realistis.
Ia menilai bahwa prostitusi tidak akan pernah hilang sepenuhnya dari masyarakat, namun bisa dikendalikan melalui sistem dan pengawasan. “Karena kita harus realistis, praktik ini tidak akan hilang sepenuhnya. Minimal dikendalikan,” ujarnya.
Sri mengemukakan kemungkinan adanya lokalisasi khusus sebagai salah satu solusi pengendalian. Meski tak sepenuhnya mendukung, ia menilai opsi tersebut lebih aman daripada membiarkan praktik prostitusi berlangsung liar. “Kalau dilokalisasi, setidaknya bisa dibatasi dan diawasi,” katanya.
Ia menekankan bahwa lokalisasi harus diberi syarat ketat, terutama soal akses dan pengawasan. “Tidak boleh diakses sembarangan apalagi oleh anak-anak,” tegasnya. Menurutnya, kontrol pemerintah sangat penting.
Di sisi lain, Satpol PP Penajam Paser Utara mencatat bahwa penindakan terhadap PSK meningkat dalam dua tahun terakhir. “Sudah sekitar 70 orang yang ditindak,” ujar Kabid Trantibum, Rakhmadi. Pusat kegiatan ditemukan di Sepaku dan sekitar KIPP.
Sri menilai praktik ini sudah bersifat sistemik dan melibatkan jaringan yang rapi. “Ada perekrutan, pelatihan, dan perputaran seperti perusahaan jasa,” jelasnya. Artinya, penanganannya tidak bisa bersifat individual.
Beberapa titik di Kaltim menunjukkan pola pergerakan terorganisir. “Seperti di KM 24 Poros Samarinda-Bontang dan KM 13 arah Balikpapan,” sebut Sri. Ia menegaskan bahwa pelaku bukan berasal dari warga lokal.
Dalam pandangannya, pembangunan IKN tidak cukup hanya infrastruktur. “Pemerintah harus membangun manusianya juga,” ujarnya. Ia berharap pemerintah merancang kebijakan sosial jangka panjang sebagai bentuk pencegahan.
Sumber : https://www.detik.com/kalimantan/berita/d-8005480/pandangan-pakar-soal-prostitusi-yang-menjamur-di-sekitar-ikn
Penulis : Arnelya NL