Kompor KOBRA Dijadikan Proyek Percontohan untuk Kurangi Ketergantungan Energi Fosil

Balikpapan — Tim riset gabungan dari ITK, BRIN, dan Yayasan Mitra Hijau mengembangkan inovasi kompor KOBRA untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap energi fosil. Kompor ini memanfaatkan limbah tandan kosong dan pelepah kelapa sawit yang direkatkan menggunakan kulit singkong menjadi biobriket sebagai bahan bakarnya.

Kalimantan Timur dipilih sebagai daerah uji coba karena menyumbang sekitar 33 persen dari total produksi sawit Indonesia. Bahan baku limbah yang berlimpah memudahkan suplai biobriket dalam jangka panjang. Inovasi ini sekaligus menjawab persoalan limbah industri sawit yang selama ini belum termanfaatkan secara optimal.

Baca juga  Emir Moeis Komitmen Perjuangkan Hak Petani Nelayan Bumi Etam

Selain efisien dalam energi, kompor KOBRA juga mampu memproduksi listrik sendiri melalui sistem TEG yang akan memutar kipas otomatis di dalam tungku. Dengan efisiensi energi hingga lebih dari 400 kwh per tahun, KOBRA digadang-gadang menjadi solusi bagi rumah tangga pedesaan.

Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau, Dicky Edwin, menekankan pentingnya inovasi ini dalam konteks krisis iklim global. Bencana iklim yang terus meningkat di Indonesia, seperti kebakaran hutan dan cuaca ekstrem, memperkuat urgensi penggunaan energi ramah lingkungan.

Baca juga  Dari Singgalang ke Bandung: Jejak Perjuangan Devit Raih ITB Berkat Patungan Warga

Kompor KOBRA kini sedang dalam tahap pengembangan lanjutan, termasuk penambahan sistem tenaga surya untuk menunjang efisiensi. Proyek ini akan terus dipantau dan disempurnakan agar dapat diterapkan secara luas sebagai teknologi bersih berbasis komunitas.

 

Penulis: FebriaDV

Berita Lainnya