Akupedia.id, JAKARTA – Sejumlah pengamat politik menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, yang mengimbau agar praktik demokrasi di Indonesia tidak merusak budaya santun. Mereka menilai bahwa kebisingan dalam demokrasi adalah hal yang wajar dan justru mencerminkan dinamika politik yang sehat.
Salah satu pengamat menekankan bahwa demokrasi pada dasarnya melibatkan berbagai suara dan pendapat yang berbeda, yang sering kali disampaikan dengan cara yang lantang. Menurutnya, upaya untuk meredam kebisingan tersebut dengan alasan menjaga kesantunan dapat berpotensi membungkam kritik dan mengarah pada praktik otoritarianisme.
Pengamat lain menambahkan bahwa budaya santun memang penting, namun tidak boleh dijadikan alasan untuk membatasi kebebasan berekspresi. Ia berpendapat bahwa dalam demokrasi, penting untuk memberikan ruang bagi semua suara, termasuk yang kritis terhadap pemerintah, selama disampaikan tanpa melanggar hukum.
Mereka juga mengingatkan bahwa sejarah menunjukkan bahwa demokrasi yang sehat sering kali ditandai dengan perdebatan publik yang intens dan terbuka. Upaya untuk menekan ekspresi publik dengan dalih menjaga kesantunan dapat menghambat transparansi dan akuntabilitas dalam pemerintahan.
Sebagai penutup, para pengamat menegaskan bahwa tantangan dalam demokrasi adalah menemukan keseimbangan antara menjaga budaya santun dan memastikan kebebasan berekspresi tetap terjamin. Mereka mendorong pemerintah untuk lebih menerima kritik sebagai bagian dari proses demokrasi dan tidak terlalu sensitif terhadap suara-suara yang berbeda.
Sumber: BBC
Penulis: FebriaDV