Akupedia.id, Kutai Kartanegara — Sebanyak 600 petani sawit swadaya di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) kini terlibat aktif dalam program penguatan perkebunan berkelanjutan melalui inisiatif Smallholders Inclusion for Ethical Sourcing (SHINES). Program ini menjadi langkah nyata memperkuat posisi petani swadaya agar mampu bersaing secara global sekaligus memenuhi standar keberlanjutan yang diakui dunia.
Para petani tersebut tergabung dalam lima koperasi yang beroperasi di Kecamatan Kembang Janggut dan Tabang. Mereka bekerja sama dengan PT Rea Kaltim Plantations (REA) sebagai mitra utama dalam penerapan praktik budidaya sawit yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Hingga saat ini, 105 petani telah memperoleh Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB), sementara 46 petani lainnya telah memiliki Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan (SPPL) dua dokumen penting dalam memastikan tata kelola perkebunan sesuai dengan regulasi pemerintah dan standar industri.
“Program SHINES membantu petani swadaya dalam memenuhi standar sertifikasi ISPO, RSPO, dan regulasi EUDR. Kolaborasi seperti ini sangat penting untuk menjaga keberlanjutan industri sawit kita,” ujar Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setkab Kukar, Ahyani Fadianur Diani, saat menghadiri peringatan HUT ke-25 Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di Pendopo Odah Etam, Tenggarong, Selasa (28/10/2025).
Ahyani menilai bahwa keterlibatan petani dalam program SHINES menunjukkan kemajuan signifikan dalam upaya memperkuat perkebunan rakyat yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing. Ia juga memberikan apresiasi kepada APKASINDO atas perannya dalam meningkatkan kapasitas, pendampingan, dan kesejahteraan petani sawit di Kukar.
“Keberhasilan program ini menjadi bukti bahwa kerja sama yang kuat antara pemerintah, asosiasi, dan perusahaan dapat mempercepat terwujudnya perkebunan sawit berkelanjutan. Kami berharap program ini terus diperluas agar semakin banyak petani swadaya yang bisa memenuhi standar sertifikasi nasional maupun internasional,” jelasnya.
Selain itu, Ahyani juga menegaskan pentingnya dukungan perusahaan-perusahaan sawit terhadap implementasi Peraturan Bupati Kukar Nomor 93 Tahun 2023 tentang Rencana Aksi Daerah Kelapa Sawit Berkelanjutan 2023–2024. Aturan tersebut menjadi pedoman agar arah pembangunan sektor sawit di Kukar berjalan lebih terpadu, efisien, dan berwawasan lingkungan.
“Peraturan ini menjadi panduan penting agar setiap kegiatan perkebunan di Kukar selaras dengan prinsip keberlanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua DPD APKASINDO Kukar, Jumadi, mengungkapkan bahwa keterlibatan ratusan petani dalam program SHINES bertujuan mendorong petani swadaya naik kelas, terlindungi secara hukum, dan mampu bersaing sejajar dengan pelaku usaha besar. Ia juga menyebutkan bahwa pemerintah daerah memberikan dukungan penuh dalam hal perizinan dan legalitas lahan, termasuk melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL).
“Pemerintah daerah sangat mendukung kemajuan petani sawit swadaya. Salah satunya dengan mempermudah proses legalitas tanah dan perizinan usaha,” ujarnya.
Sementara Ketua Panitia HUT ke-25 APKASINDO, Gokmaasi Hutabarat, menegaskan bahwa peningkatan kapasitas petani swadaya merupakan kebutuhan mendesak agar mereka dapat beradaptasi dengan dinamika pasar global yang menuntut transparansi dan standar tinggi.
“Kami ingin petani swadaya tidak hanya memahami harga TBS (tandan buah segar), tetapi juga mampu mengelola kebunnya secara profesional dan mandiri. Kemandirian ekonomi petani adalah kunci keberlanjutan industri sawit nasional,” tegasnya.
Program SHINES di Kukar kini menjadi model kolaborasi multipihak yang mempertemukan kepentingan lingkungan, sosial, dan ekonomi secara seimbang. Dengan semangat gotong royong dan dukungan regulasi daerah, Kukar selangkah lebih maju dalam membangun masa depan industri sawit yang hijau, inklusif, dan berdaya saing global.
(Arf)
