QRIS Segera Bisa Dipakai Belanja di Tiongkok, BI dan PBoC Perluas LCT

Foto: Ilustrasi

Akupedia.id – Bank Indonesia (BI) bersama People’s Bank of China (PBoC) kembali memperkuat kolaborasi di sektor keuangan dengan memperluas implementasi Local Currency Transaction (LCT) serta memulai uji coba pembayaran lintas negara berbasis QRIS. Kebijakan ini diharapkan dapat menghadirkan efisiensi lebih tinggi bagi aktivitas perdagangan, investasi, hingga transaksi sehari-hari masyarakat kedua negara.

Dalam keterangan resminya, BI menegaskan bahwa sinergi dengan PBoC bukan sekadar inovasi teknologi, tetapi juga langkah strategis memperkokoh stabilitas rupiah serta membuka peluang baru bagi perekonomian nasional. “Melalui pengembangan LCT dan QRIS lintas negara, transaksi antara Indonesia dan Tiongkok akan semakin efisien, praktis, dan aman. Mulai dari perdagangan, investasi, hingga belanja masyarakat akan berjalan lebih lancar,” tulis BI melalui akun resminya, Minggu (14/9/2025).

Data Bank Indonesia mencatat, nilai transaksi LCT Indonesia–Tiongkok pada periode Januari–Juli 2025 telah mencapai ekuivalen 6,23 miliar dolar AS atau sekitar Rp102,2 triliun dengan kurs Rp16.416 per dolar AS. Angka tersebut menunjukkan lonjakan hampir tiga kali lipat dibanding periode sama tahun lalu yang hanya mencapai 2,17 miliar dolar AS atau setara Rp35,6 triliun. Kenaikan signifikan ini menjadi catatan penting menjelang peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Tiongkok.

Baca juga  Penipuan Label Beras Premium Disorot Presiden Prabowo, Serukan Penindakan Tegas atas Sabotase Ekonomi Bangsa

Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan optimisme bahwa kolaborasi ini akan terus berkembang seiring meningkatnya partisipasi pelaku usaha di kedua negara.

“Kerja sama ini merupakan wujud nyata komitmen bilateral untuk membangun ekosistem keuangan yang lebih terhubung, aman, dan inklusif. Ke depan, BI bersama PBoC dan pemangku kepentingan lainnya akan mendorong lebih banyak inovasi serta memperluas integrasi keuangan,” ujarnya.

Sementara itu, Gubernur PBoC Pan Gongsheng menilai hubungan erat antara Tiongkok dan Indonesia semakin relevan di tengah dinamika global. Ia menekankan bahwa sebagai dua negara berkembang besar di Asia, keduanya memiliki tanggung jawab bersama untuk memperkuat fondasi perdagangan, investasi, dan kerja sama keuangan.

Baca juga  Inflasi Desember 2022 Kaltim Terkendali dan Masih di Bawah Inflasi Nasional

“Kemitraan ini menjadi bukti pentingnya memperdalam kolaborasi agar mampu menghadapi tantangan internasional secara bersama-sama,” kata Pan.

Selain dengan Tiongkok, Indonesia juga mencatat perkembangan positif pemanfaatan LCT dengan sejumlah negara mitra. Pada Januari–Juli 2025, nilai transaksi LCT dengan Malaysia mencapai 2,03 miliar dolar AS, Thailand 644 juta dolar AS, Jepang 5,08 miliar dolar AS, Korea Selatan 85 juta dolar AS, dan Uni Emirat Arab 72 juta dolar AS.

Sebagai tindak lanjut, BI dan PBoC memulai uji coba terbatas (sandbox) untuk pembayaran berbasis QRIS lintas negara pada September 2025. Uji coba ini melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) serta UnionPay International sebagai mitra industri pembayaran dari Tiongkok. Program tersebut menjadi tonggak baru dalam pengembangan layanan keuangan lintas negara yang lebih cepat, inklusif, dan terjangkau bagi masyarakat luas.

Baca juga  Sistem Error Picu Salah Paham, Pelanggan Restoran GWK Dituduh Belum Bayar

Menurut BI, manfaat kerja sama LCT dan QRIS lintas negara sangat besar, baik bagi negara maupun pelaku usaha. Dari sisi negara, kolaborasi ini akan memperkuat stabilitas mata uang lokal, mengembangkan pasar valuta asing, serta memfasilitasi kegiatan ekspor–impor dan perdagangan surat berharga. Sementara bagi pelaku usaha, skema ini mampu menekan biaya transaksi, meningkatkan efisiensi waktu, memperluas akses pasar ekspor, hingga membuka peluang investasi dengan mata uang lokal.

Dengan langkah strategis ini, BI optimistis bahwa sistem pembayaran dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok akan semakin terintegrasi. Pada saat yang sama, posisi rupiah sebagai salah satu mata uang regional juga akan semakin kuat di panggung internasional. (Arf)

Sumber: Kompas.com

Berita Lainnya