Bersama Warga, Pemerintah Desa Batuah Bawa Inovasi IPAS Menangi TTG Kaltim 2025

akupedia.id, TENGGARONG – Kolaborasi antara masyarakat, pemerintah desa, dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar membuahkan hasil manis di ajang Teknologi Tepat Guna (TTG) Provinsi Kalimantan Timur 2025. Posyantek Desa Batuah, Kecamatan Loa Janan, berhasil meraih juara ketiga dalam kategori Posyantek Berprestasi berkat inovasi Instalasi Pengolahan Sampah (IPAS) yang lahir dari semangat gotong royong warga.

Ketua Posyantek Desa Batuah, Nurdin Sukri, mengungkapkan bahwa IPAS merupakan wujud nyata dari kepedulian masyarakat terhadap permasalahan lingkungan, sekaligus representasi sinergi antara berbagai pihak. Dibuat dari drum bekas dan bahan sederhana, IPAS mampu mengolah sampah organik menjadi kompos, pupuk cair, serta bahan dasar kerajinan.

Baca juga  Jinakkan Kekeringan, Inovasi Pipanisasi Mengalirkan Kehidupan Lahan Pertanian Kukar

“IPAS dibuat dari bahan-bahan sederhana seperti drum bekas, namun mampu menghasilkan manfaat besar—mengubah sampah organik menjadi kompos, pupuk cair, hingga bahan baku kerajinan,” jelas Nurdin pada Minggu (04/05).

Pembuatan alat ini melibatkan pendanaan dari BKKD tahun 2024 dan tenaga sukarela dari warga setempat, dengan arahan teknis dari Posyantek dan dukungan penuh dari pemerintah desa.

Baca juga  Cokelat Desa Lung Anai Sabet Emas di TTG Kaltim 2025: Inovasi Lokal Bersinar di Tingkat Provinsi

Nurdin menekankan bahwa teknologi ini bukan hanya memberi solusi lingkungan, tetapi juga memperkuat keterlibatan masyarakat dalam pembangunan desa yang mandiri dan berkelanjutan.

“Harapannya, IPAS tak hanya digunakan di Desa Batuah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Kukar,” ujarnya.

Kepala DPMD Kukar, Arianto, memberikan apresiasi atas capaian ini. Ia menilai IPAS sebagai bukti konkret bahwa jika desa diberikan ruang dan pendampingan yang tepat, maka inovasi yang berguna dan membanggakan bisa lahir dari akar rumput.

Baca juga  Kursi Dewas PD BPR Samarinda Berlabuh ke Ali Fitri Noor

“TTG bukan hanya lomba, tapi tempat desa belajar satu sama lain, saling menginspirasi lewat solusi lokal,” tegasnya.

Arianto juga berharap agar inovasi seperti IPAS dapat direplikasi di desa-desa lain sebagai bagian dari gerakan kolektif menuju desa yang mandiri, inovatif, dan ramah lingkungan. (Adv)

Berita Lainnya