Akupedia.id, Kutai Kartanegara – Pemerintah Desa Kota Bangun Ilir mulai merintis langkah besar dalam mengembangkan sektor pariwisata berbasis potensi lokal. Lahan kosong di tepian Sungai Mahakam yang selama ini hanya menjadi area terbuka, kini direncanakan untuk disulap menjadi ruang publik multifungsi. Nantinya, lokasi tersebut akan dimanfaatkan tidak hanya untuk kegiatan seni dan budaya, tetapi juga sebagai pusat UMKM desa.
Kepala Desa Kota Bangun Ilir, Supardi, menuturkan bahwa sektor pariwisata di desanya memang belum pernah digarap secara maksimal. Padahal, dengan letaknya yang strategis di tepian Mahakam, desa memiliki modal besar untuk menghadirkan destinasi wisata baru.
“Untuk pariwisata memang kita belum punya. Tapi insya Allah, rencana kami ada pembangunan di tepian Mahakam, seperti panggung untuk acara dan tempat UMKM. Jadi bukan hanya wisata, tapi juga ruang ekonomi bagi warga,” ujar Supardi, Selasa (16/09/2025).
Menurutnya, pembangunan ruang publik ini akan memberi manfaat ganda. Selain menghadirkan destinasi wisata baru bagi masyarakat sekitar, UMKM lokal akan mendapat wadah untuk memasarkan produk-produk unggulan, baik makanan khas maupun kerajinan tangan. Dengan demikian, kegiatan ekonomi desa bisa tumbuh lebih dinamis dan berkelanjutan.
Supardi menambahkan bahwa gagasan ini terinspirasi dari desa lain yang sukses mengelola kawasan tepian sungai sebagai destinasi wisata.
“Seperti di KBU ada tepian, kita ingin buat juga agar masyarakat punya tempat wisata sekaligus ruang ekonomi,” jelasnya.
Rencana pembangunan tersebut sudah masuk dalam usulan bantuan pokok pikiran (pokir) dan saat ini tinggal menunggu realisasi. Meski prosesnya tidak selalu berjalan mulus, pemerintah desa tetap optimistis program ini akan segera terlaksana.
Lebih jauh, Supardi menekankan bahwa keberadaan ruang publik di tepian Mahakam juga akan memberi dampak sosial yang penting. Lokasi ini bisa menjadi sarana warga untuk berkumpul, mengadakan kegiatan seni budaya, atau sekadar menikmati suasana sungai yang menjadi ikon Kalimantan Timur.
“Setidaknya warga punya tempat untuk berkumpul, mengadakan kegiatan, sekaligus mendukung usaha kecil. Jadi manfaatnya tidak hanya ekonomi, tapi juga sosial dan budaya,” katanya.
Ia berharap seluruh lapisan masyarakat dapat memberi dukungan penuh terhadap program ini. Bagi Supardi, partisipasi warga dalam menjaga dan memanfaatkan fasilitas sangat menentukan keberhasilan pengelolaan. Dengan keterlibatan bersama, ruang publik di tepian Mahakam bisa terawat dengan baik sekaligus berfungsi optimal.
Selain menjadi penggerak pariwisata, program ini juga diharapkan dapat memperkuat identitas Kota Bangun Ilir sebagai desa yang mulai berbenah dalam mengembangkan sektor non-pertanian. Dengan konsep kolaboratif antara pemerintah desa, masyarakat, dan UMKM, kawasan tepian Mahakam diyakini mampu menjadi simbol kebangkitan ekonomi kreatif.
“Kalau program ini berhasil, maka wajah Kota Bangun Ilir akan semakin dikenal. Tidak hanya sebagai desa dengan potensi alam, tapi juga sebagai desa yang mampu menghadirkan inovasi ekonomi berbasis budaya lokal,” pungkas Supardi. (Adv/Arf)
 
				 
								 
			 
			 
			 
			 
															 
			 
			 
			 
			 
			 
			