akupedia.id, TENGGARONG – Pembangunan desa yang berkelanjutan memerlukan dasar yang kuat, terukur, dan terarah. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kutai Kartanegara (Kukar) menyadari bahwa salah satu fondasi penting untuk mewujudkan hal tersebut adalah pemahaman yang mendalam terhadap Indeks Desa (ID). Indeks ini kini menjadi tolok ukur utama untuk menilai sejauh mana sebuah desa telah berkembang dalam aspek pemerintahan, sosial, dan ekonomi.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, menjelaskan bahwa pihaknya tidak hanya menjalankan fungsi administratif semata, tetapi juga aktif membina dan mendampingi desa agar lebih memahami dan mengimplementasikan indikator-indikator ID secara tepat.
Indeks Desa mencakup berbagai indikator lintas sektor yang saling berhubungan, mulai dari tata kelola pemerintahan desa, partisipasi masyarakat, pendidikan dasar, layanan kesehatan, hingga perlindungan terhadap lingkungan.
DPMD Kukar menyadari bahwa indikator-indikator ini tidak dapat dicapai hanya melalui pendekatan teknokratis, tetapi harus dipahami secara kontekstual oleh para pemangku kebijakan di tingkat desa.
Arianto mencontohkan pentingnya penguasaan indikator di sektor kesehatan dan pendidikan sebagai bagian dari investasi jangka panjang. “Sebagai contoh, dalam sektor kesehatan, desa diharapkan dapat mengaktifkan Posyandu untuk pelayanan dasar, sementara dalam sektor pendidikan, pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi perhatian utama untuk pembangunan SDM sejak dini,” ujarnya, Senin (5/5).
Dengan memahami konteks dan fungsi dari masing-masing indikator, pemerintah desa dapat menyusun program kerja yang lebih terarah dan menyentuh kebutuhan masyarakat secara nyata. Hal ini penting agar pembangunan desa tidak hanya menjadi rutinitas administratif, tetapi benar-benar berdampak bagi peningkatan kualitas hidup warganya.
Melalui pendampingan intensif, DPMD Kukar membantu perangkat desa dalam membaca data, mengevaluasi kebutuhan riil masyarakat, dan menyesuaikannya dengan rencana pembangunan desa (RPD) yang terukur. Pendampingan ini juga sekaligus berfungsi sebagai sarana transfer pengetahuan dan penguatan kapasitas sumber daya manusia di tingkat desa.
Upaya ini bukan tanpa tantangan. Perbedaan pemahaman di tingkat perangkat desa, keterbatasan sumber daya, hingga koordinasi lintas sektor menjadi hambatan yang kerap ditemui. Namun DPMD Kukar tetap berkomitmen menjalankan strategi jangka panjang melalui edukasi dan penguatan kelembagaan.
“Pemenuhan indikator ID ini adalah investasi jangka panjang bagi kemajuan desa itu sendiri,” tegas Arianto. Menurutnya, semakin baik desa dalam memahami indikator ID, maka akan semakin akurat pula arah pembangunan yang ditempuh.
Dengan strategi ini, DPMD Kukar berharap dapat mendorong lahirnya desa-desa yang mandiri, tidak hanya secara administratif, tetapi juga secara sosial dan ekonomi. Pemahaman atas indikator ID diharapkan menjadi pintu masuk bagi desa dalam membangun struktur pemerintahan yang kuat, partisipatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman. (Adv)