Akupedia.id, TENGGARONG – Negeri Jahetan Layar, sebut nama itu dan para pecinta wisata pasti langsung membayangkan sebuah tempat di ketinggian dengan pemandangan memukau.
Terletak puluhan kilometer dari Kota Samarinda di Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, destinasi ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dan selalu membuat pengunjung ingin kembali merasakan pesonanya.
Awalnya, tempat seluas 10 hektare ini dibangun sebagai lokasi perkemahan. Namun, sejak Oktober 2021, setelah pandemi Covid-19 mereda, Negeri Jahetan Layar berkembang menjadi destinasi wisata yang menarik ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Kalimantan Timur.
Muhammad Idris HB, pemilik tempat ini, menceritakan bahwa fasilitas yang awalnya hanya untuk berkemah kini dilengkapi dengan 12 unit villa, kafe, musala, toilet, area bermain ATV, dan live musik. “Kami buatkan fasilitas menginap dengan standar hotel, jadi pengunjung bisa menikmati alam dengan kenyamanan kota,” ujar Idris.
Pengunjung yang datang akan disuguhi pemandangan hutan yang hijau dan Sungai Mahakam yang membelahnya. Matahari terbit dan tenggelam menjadi pemandangan yang memikat hati.
Menariknya, bukan hanya akhir pekan yang ramai, hari kerja pun tak kalah padat. “Parkiran penuh hampir setiap hari, pengunjung kami mencapai ribuan,” ungkap Idris.
Negeri Jahetan Layar buka setiap hari, dengan jam operasional pukul 09.00-22.00 WITA pada Senin-Kamis, dan 08.00-23.00 WITA pada Jumat-Minggu. Tiket masuknya hanya Rp10 ribu, dengan berbagai pilihan makanan ringan dan minuman yang terjangkau. Untuk menginap, villa disewakan dengan harga Rp500 ribu di hari kerja dan Rp750 ribu di akhir pekan per malam.
Nama Negeri Jahetan Layar memiliki sejarah unik. Dahulu, seorang saudagar Tionghoa menjahit layar kapalnya di Kampung Kutai Lama. “Di kampung ini, saudagar itu menjahit layar untuk kapalnya dengan tangan. Dari situlah nama Jahetan Layar berasal,” cerita Idris.
Idris berharap Negeri Jahetan Layar terus berkembang dan menjadi destinasi favorit masyarakat Kalimantan Timur. “Kami ingin tempat ini menjadi tujuan wisata yang disukai banyak orang,” tutupnya.
Penulis : Reihan Noor