Literasi dan Penguasaan Bahasa, Sapto: Fondasi Hadapi Era Digital

FOTO: Anggota DPRD Kaltim, Sapto Setyo Pramono.

Akupedia.id, Samarinda – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sapto Setyo menuturkan era digital menawarkan peluang besar, tapi tanpa literasi, kita hanya akan menjadi konsumen, bukan inovator. Pernyataan ini disampaikannya, saat melaksanakan kegiatan serap aspirasi atau reses di Yens Delight Coffee & Resto, Jalan Juanda, Samarinda, Selasa (12/11/2024). Ia menekankan bahwa rendahnya kemampuan literasi dan kurangnya penguasaan bahasa menjadi tantangan serius yang harus diatasi jika Indonesia ingin bersaing di kancah global.

Data dari Program for International Student Assessment (PISA) menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-62 dari 79 negara dalam hal literasi membaca pada 2018. Meskipun telah ada perbaikan dalam beberapa tahun terakhir, Sapto menilai langkah-langkah yang lebih konkret diperlukan untuk meningkatkan budaya literasi di masyarakat.

Baca juga  Petani Muda Indonesia Hanya 20%, Samsun Ajak Kalangan Muda Tangkap Pangsa Pasar

“Masyarakat kita masih lebih suka mencari informasi instan tanpa menggali lebih dalam. Padahal, literasi bukan hanya tentang membaca, tetapi memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara kritis,” ujar Sapto. Menurutnya, literasi juga harus mencakup kemampuan digital dan penguasaan bahasa asing, yang menjadi modal penting di era globalisasi.

Ia menambahkan bahwa pendidikan formal dan informal harus berperan aktif dalam menanamkan nilai literasi sejak dini. “Kita tidak bisa hanya mengandalkan kurikulum di sekolah. Perlu ada pendekatan yang lebih kreatif, seperti program membaca, pelatihan literasi digital, dan pengenalan bahasa asing secara lebih mendalam,” jelasnya.

Baca juga  Ely Sorot Dampak Pembangunan IKN Agar Mengakomodir Kesejahteraan Masyarakat Kaltim

Sapto juga menyoroti pentingnya persiapan sumber daya manusia di Kalimantan Timur, terutama dalam menyambut pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN). “Kalau kita tidak memiliki kemampuan literasi dan bahasa yang cukup, kita hanya akan jadi penonton dalam pembangunan di daerah sendiri,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah daerah dan pusat dapat bekerja sama dalam memperkuat budaya literasi, baik melalui peningkatan kualitas pendidikan maupun program-program berbasis masyarakat. “Budaya literasi harus dimulai dari keluarga, diperkuat di sekolah, dan didukung oleh komunitas. Jika itu dilakukan, kita bisa menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga siap bersaing secara global,” pungkas Sapto.

Baca juga  PDI Perjuangan Kaltim Melaju Bentuk Tim Pemenangan Ganjar Pranowo

Dengan langkah-langkah strategis ini, Sapto optimis bahwa Kalimantan Timur dapat menjadi pusat inovasi dan pembangunan di era digital, dengan masyarakat yang memiliki kemampuan literasi dan bahasa yang unggul. (Adv DPRD Kaltim/Adl).

Berita Lainnya