Portalborneo.or.id – Israel mulai ketar-ketir dengan serangan demi serangan yang dilancarkan militan jihad Islam.
Hal inilah yang akhirnya membuat kedua belah pihak sepakat untuk melakukan genjatan senjata.
Kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku pada pukul 10 malam waktu setempat, Sabtu (13/5/2023).
Dilansir dari detik.com melalui Reuters, Mesir menjadi perantara gencatan senjata, meminta semua pihak untuk mematuhi perjanjian tersebut menurut lapor saluran televisi Mesir Al-Qahera News.
“Sehubungan dengan kesepakatan pihak Palestina dan Israel, Mesir mengumumkan gencatan senjata antara Palestina dan pihak Israel telah tercapai,” bunyi teks kesepakatan.
“Kedua belah pihak akan mematuhi gencatan senjata yang mencakup diakhirinya penargetan warga sipil, penghancuran rumah, diakhirinya penargetan individu segera setelah gencatan senjata berlaku,” katanya.
Kelompok jihad Islam menegaskan gencatan senjata telah tercapai.
“Kami menyatakan penerimaan kami atas pengumuman Mesir dan kami akan mematuhinya selama pendudukan (Israel) mematuhinya,” kata juru bicara kelompok itu, Dawoud Shehab.
Tidak ada konfirmasi langsung dari Israel, yang jarang mengakui perjanjian semacam itu dengan kelompok militan Palestina yang disebutnya sebagai organisasi teroris.
Bahkan, saat gencatan senjata diselesaikan, kedua belah pihak terus menembak, dengan sirene serangan udara terdengar hingga pengepungan Tel Aviv dan militer Israel mengumumkan telah mengenai enam pos komando operasional jihad Islam.
Israel meluncurkan serangan udara terakhir pada Selasa (9/5/2023), mengumumkan bahwa mereka menargetkan komandan jihad Islam yang telah merencanakan serangan di Israel.
Sebagai tanggapan, kelompok yang mendukung Iran menembakkan lebih dari 1.000 roket, membuat orang Israel melarikan diri ke tempat perlindungan bom.
Selama lima hari serangan, Israel membunuh enam komandan senior jihad Islam dan menghancurkan sejumlah instalasi militer.
(Tim Redaksi Portalborneo.or.id)