Akupedia.id, TENGGARONG – paya Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) dalam memperkuat layanan kesehatan berbasis masyarakat terus menunjukkan kemajuan. Melalui Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), program revitalisasi Posyandu kini menjadi strategi utama dalam mendekatkan layanan kesehatan dasar kepada masyarakat desa dan kelurahan. Tidak lagi hanya sebagai tempat penimbangan balita atau pemberian imunisasi, Posyandu kini didorong menjadi pusat edukasi, informasi, hingga ruang interaksi warga dalam menjaga kesehatan keluarga.
Revitalisasi ini merupakan bagian integral dari Program Dedikasi Kukar Idaman, khususnya dalam pilar “Keluarga Peduli Kesehatan”. Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan bahwa program ini tidak semata membangun sarana fisik, tetapi lebih dari itu, membentuk pola pikir dan kesadaran kolektif warga terhadap pentingnya kesehatan.
“Pembangunan Posyandu ini tidak hanya soal menambah bangunan, tapi bagaimana kita mengubah peran Posyandu menjadi tempat masyarakat belajar dan peduli terhadap kesehatannya sendiri,” ungkap Arianto saat ditemui pada Kamis (01/05).
Dari tahun 2023 hingga 2025, DPMD Kukar telah membangun 50 unit Posyandu di 20 kecamatan. Di tahun 2025 ini, pemerintah kembali menargetkan pembangunan 16 unit tambahan. Proses ini dilakukan dengan mengacu pada standar teknis Dinas Kesehatan untuk menjamin kualitas layanan dan keberlanjutan fungsi Posyandu.
Namun Arianto menyadari bahwa jumlah tersebut masih belum mencakup seluruh kebutuhan. Dengan total 799 Posyandu yang tersebar di seluruh wilayah Kukar, revitalisasi dilakukan secara bertahap dan menyasar titik-titik prioritas.
“Kami tidak asal bangun. Prioritasnya adalah wilayah dengan angka kunjungan tinggi, tingkat kepadatan penduduk besar, dan keterbatasan akses layanan kesehatan lainnya,” jelasnya.
Lebih dari sekadar tempat layanan kesehatan, revitalisasi Posyandu juga diharapkan menjadi cerminan gotong royong dan solidaritas sosial masyarakat desa. Di banyak daerah, Posyandu menjadi tempat berkumpul warga untuk berdiskusi soal pola asuh anak, kebersihan lingkungan, hingga gizi keluarga.
Arianto berharap bahwa melalui pendekatan bertahap ini, kehadiran Posyandu akan lebih dirasakan manfaatnya dan mampu mempercepat upaya pemerataan akses kesehatan di Kukar.
“Yang terpenting dari semua ini adalah bagaimana kita membangun budaya sadar sehat dari lingkungan paling kecil, yaitu keluarga. Dan Posyandu adalah titik sentralnya,” tutupnya.
(Adv/DPMD/Kukar)