DPMD Kukar Dorong Desa Berinovasi, Keripik Tempe Loh Sumber Siap Go Internasional

Produk tempe Loa Kulu menjadi pusat produksi terbesar. (Sumber: Kepala Desa Loh Sumber)

Akupedia.id, Kutai Kartanegara – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Kutai Kartanegara terus mendorong desa-desa agar berani berinovasi dan mengoptimalkan potensi lokal. Kepala DPMD Kukar, Arianto, menegaskan bahwa pembangunan ekonomi desa tidak bisa hanya mengandalkan dana desa, tetapi juga menuntut kreativitas kepala desa bersama warganya dalam mengelola sumber daya yang ada.

Salah satu contoh sukses datang dari Desa Loh Sumber, Kecamatan Loa Kulu. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Sukirno, masyarakat mampu mengembangkan produk unggulan berbasis olahan tempe menjadi usaha bersama melalui kelompok UMKM dan PKK. Produk keripik tempe yang dihasilkan kini bukan hanya memenuhi pasar lokal, tetapi juga diproyeksikan untuk menembus pasar internasional berkat pendampingan dari pihak perusahaan, terutama dalam hal pengemasan dan inovasi rasa.

Baca juga  Realisasi APBD-P 2023 Kukar, Kolaborasi dan Partisipasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

“Tempe punya nilai jual tinggi. Bahkan di luar negeri, termasuk Amerika Serikat, tempe sudah populer sebagai sumber protein nabati. Inilah peluang besar yang bisa dimanfaatkan Desa Loh Sumber dengan produk keripik tempenya,” ungkap Arianto, Rabu (10/9/2025).

Arianto menekankan, keberhasilan desa ini menunjukkan bahwa peran kepala desa tidak sebatas mengurus administrasi atau keuangan desa. Lebih dari itu, seorang kepala desa harus mampu menghadirkan terobosan, inovasi, serta visi jangka panjang dalam membangun kemandirian ekonomi desa melalui BUMDes, UMKM, maupun kerja sama dengan mitra eksternal.

Baca juga  Walikota Samarinda Dukung Penuh TMMD Tiap Tahunnya

“Kami berharap desa lain juga bisa belajar dari Loh Sumber. Dengan inovasi, kolaborasi masyarakat, serta dukungan pemerintah, desa-desa di Kukar bisa mandiri sekaligus memberi kontribusi nyata bagi ekonomi daerah. Bahkan, peluang ekspor produk lokal juga sangat terbuka,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Desa Sukirno menjelaskan bahwa produksi keripik tempe dilakukan dengan melibatkan masyarakat secara merata. Para pengrajin lokal menangani tahap awal seperti pencucian, perebusan, dan fermentasi kedelai. Selanjutnya, kelompok PKK mengambil peran dalam proses penggorengan hingga pengemasan.

“Misalnya dalam sekali produksi dibutuhkan 20 kilogram, maka kami bagi ke empat pengrajin dengan masing-masing lima kilogram. Setelah itu PKK yang melanjutkan proses hingga siap jual. Ke depan, kami juga ingin melibatkan anak-anak sekolah dalam pengemasan agar mereka bisa mendapatkan pengalaman sekaligus tambahan penghasilan,” terang Sukirno.

Baca juga  Kolaborasi Pemkab dan Warga, Kunci Sukses Pertanian Maluhu

Upaya Desa Loh Sumber ini juga telah membuahkan prestasi. Pada 2023, produk keripik tempe mereka meraih Juara II lomba inovasi di Big Mall Samarinda serta pernah menjadi pemenang dalam ajang Posyantek tingkat kabupaten.

“Alhamdulillah, produk kami sudah diakui. Tahun ini kami memilih tidak ikut lomba agar desa lain juga bisa mendapat kesempatan. Tapi komitmen kami tetap, yaitu terus mengembangkan UMKM agar makin maju,” pungkas Sukirno. (Adv/Arf)

Berita Lainnya