Menggagas Gerakan Kolektif, DP3A Kukar Melawan Pernikahan Dini

Foto: Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar, Hero Suprayetno

Akupedia.id, TENGGARONG – Di tengah meningkatnya kasus pernikahan dini di Kutai Kartanegara (Kukar), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar mengambil langkah berani untuk merombak paradigma sosial yang selama ini dianggap tabu untuk dibicarakan.

DP3A Kukar bukan hanya sekadar mengadvokasi hak-hak anak, tetapi juga berupaya mengubah cara masyarakat memandang pernikahan dini dengan gerakan kolektif yang melibatkan berbagai pihak.

“Pernikahan dini bukan hanya masalah individu, melainkan masalah sosial yang memerlukan kesadaran dan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat,” tegas Hero Suprayetno, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala DP3A Kukar.

Hero menyoroti bahwa pandangan tradisional yang masih menganggap pernikahan dini sebagai solusi untuk masalah ekonomi atau sosial harus segera diubah.

Baca juga  DP3A Kukar Hadirkan Chef Profesional untuk Tingkatkan Gizi Anak dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

“Kami ingin menggerakkan masyarakat untuk bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak,” tambahnya.

Inisiatif baru ini melibatkan kampanye akar rumput yang bertujuan menjangkau komunitas-komunitas terpencil. Alih-alih hanya mengandalkan program formal, DP3A Kukar menggunakan pendekatan personal dan partisipatif. Para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan relawan lokal dilibatkan dalam dialog terbuka, seminar, dan diskusi kelompok terarah untuk membahas dampak negatif pernikahan dini.

“Kami percaya bahwa perubahan harus dimulai dari dalam komunitas itu sendiri,” jelas Hero.

Gerakan ini tidak hanya difokuskan pada anak-anak, tetapi juga menyasar orang tua, guru, dan para pemimpin lokal, dengan menekankan pentingnya pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan anak sebagai prioritas utama. DP3A Kukar bahkan meluncurkan program “Anak Bicara,” sebuah forum di mana anak-anak dapat berbicara dan mengungkapkan pandangan mereka tentang hak-hak mereka.

Baca juga  DP3A Kukar Kembangkan Pembangunan Berbasis Gender

“Kami ingin anak-anak tahu bahwa suara mereka didengar dan dihargai,” ujar Hero.

Langkah ini sejalan dengan upaya DP3A Kukar memperkenalkan panduan praktis dan layanan konseling yang dirancang untuk membantu keluarga dan individu muda memahami risiko pernikahan dini. “Kami tidak hanya mengatakan ‘tidak’ pada pernikahan dini; kami menawarkan alternatif dan solusi,” tambah Hero.

Hero menggarisbawahi pentingnya mengatasi akar masalah yang menyebabkan pernikahan dini, seperti kemiskinan dan kurangnya akses terhadap pendidikan.

Baca juga  Sekda Kukar Apresiasi Inovasi Layanan Terpadu MPPA untuk Perempuan dan Anak

“Kami bekerja untuk membangun jaringan perlindungan sosial yang lebih kuat, termasuk memperluas program beasiswa dan kesempatan ekonomi bagi keluarga,” ungkapnya.

Gerakan ini diharapkan tidak hanya menciptakan kesadaran, tetapi juga menginspirasi perubahan budaya dan sosial yang berkelanjutan. DP3A Kukar optimis bahwa dengan keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat, pernikahan dini dapat ditekan, dan anak-anak dapat menikmati masa kanak-kanak yang layak tanpa harus terbebani oleh tanggung jawab dewasa terlalu dini.

“Ini bukan hanya tentang melarang pernikahan dini, tetapi tentang membangun masa depan di mana anak-anak kita bisa bermimpi besar dan meraih masa depan yang lebih baik,” tutup Hero.

Penulis : Reihan Noor

Berita Lainnya