KUTAI KARTANEGARA – Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) secara intensif melakukan upaya pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan pelecehan seksual terhadap anak. Selain itu, mereka berkomitmen menciptakan lingkungan yang aman, nyaman, dan ramah bagi semua warga.
Marhaini, Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak (P2KA) DP3A Kukar, mengungkapkan bahwa berbagai langkah pencegahan telah diambil. Melalui penyuluhan, pelatihan, dan kampanye kesadaran, DP3A berusaha meningkatkan pemahaman dan respons masyarakat terhadap masalah ini.
“Kami rutin melakukan sosialisasi dan memberi pemahaman kepada masyarakat,” ujar Marhaini pada Rabu (24/4/2024).
Ia menyatakan bahwa dengan komitmen kuat dan kerjasama lintas sektor dan stakeholder, diharapkan angka kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan dan anak dapat ditekan, serta perlindungan bagi mereka diperkuat.
Sebelumnya, DP3A Kukar telah membuka layanan konsultasi di Mal Pelayanan Publik (MPP), namun berencana memindahkannya ke Mal Pelayanan Perlindungan Perempuan dan Anak (MPPA). Langkah ini menunjukkan komitmen mereka dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi korban kekerasan dan pelecehan seksual.
Pemindahan layanan konsultasi ke MPPA bertujuan menciptakan lingkungan yang lebih sesuai dan sensitif terhadap kebutuhan khusus korban, sehingga mereka mendapatkan dukungan yang lebih baik.
“Selama 2024 ini, sejak Januari hingga Maret, kami telah menangani 30 kasus. Maka dari itu, MPPA tersebut bagian dari upaya pencegahan. Masyarakat bisa konsultasi dengan petugas terkait permasalahan yang ada,” jelas Marhaini.
Marhaini menekankan bahwa pemerintah daerah melalui DP3A terus berkomitmen mengoptimalkan pelayanan yang ada. Dengan menciptakan lingkungan yang ramah dan mendukung, masyarakat diharapkan tidak merasa canggung atau ragu untuk berkunjung ke DP3A saat membutuhkan bantuan atau dukungan.
“Langkah-langkah ini penting untuk memastikan bahwa korban kekerasan dan pelecehan merasa didengar, dilindungi, dan didukung oleh pemerintah daerah,” lanjutnya.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan cepat dan tepat terhadap kasus kekerasan dan pelecehan untuk mencegah dampak negatifnya terhadap lingkungan keluarga, serta mengungkapkan aspirasinya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan saling menghormati sesama individu.
“Kesadaran masyarakat dan kontrol diri yang lebih baik diharapkan dapat menjadi faktor penting dalam mengurangi angka kekerasan dan pelecehan,” tutupnya. (Adv)