Akupedia.id, Kutai Kartanegara – Pelaku ekonomi kreatif dan UMKM di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan Bupati Kukar Edi Damansyah dalam acara “Ngopi Bareng” yang diadakan di Taman Titik Nol, depan Museum Mulawarman Tenggarong. Acara ini juga dihadiri oleh para influencer, duta budaya, duta wisata, pelaku kreatif, serta Komunitas Teman Tuli di Kukar.
Dua narasumber yang diundang untuk berbagi pengalaman adalah Adi Darmawan, owner Pallet Café dan Selalu Teh, serta Wilson Simatupang, seorang pelaku ekonomi kreatif dan content creator. Adi Darmawan menyoroti pentingnya menjaga kualitas produk untuk bisa bersaing di pasar yang lebih luas. “Kita punya previllage soal rasa, artinya apabila produk kita sudah diterima oleh masyarakat Tenggarong, maka kita bisa bersaing di luar Tenggarong seperti Samarinda dan Balikpapan karena kita punya quality control yang baik,” jelasnya.
Wilson Simatupang memberikan pandangannya tentang peluang anak muda di industri kreatif, meskipun pekerjaan di bidang ini mungkin tidak selalu menghasilkan pendapatan yang stabil setiap bulannya. Namun, ia optimis bahwa anak muda di Kukar mampu bersaing. “Perlu adanya konsistensi dan selera dalam membuat konten dan kita harus optimis anak-anak muda Kukar mampu bersaing dalam industri kreatif, apalagi kita merupakan tuan rumah bagi Ibu Kota Negara (IKN),” tuturnya.
Bupati Edi Damansyah menyampaikan bahwa ada 66.833 pelaku usaha mikro kecil yang telah terdaftar di Dinas Koperasi dan UMK Kukar, dengan lebih dari 60% di antaranya telah difasilitasi dengan nomor Induk Berusaha, label halal, dan izin dari BPOM. Ia berharap agar UMKM di Kukar dapat mengurangi kompetisi dan lebih banyak berkolaborasi untuk membangun daya saing. “Untuk membangun daya saing, kita perlu sumber daya manusia yang memiliki keterampilan,” tambahnya.
Sebagai penutup, Bupati menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Kukar yang tidak hanya berbasis pada ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga pada ilmu keagamaan. “Tiga hal ini adalah modal yang harus dicapai untuk meneruskan perjuangan,” imbuhnya.