Akupedia.id, TENGGARONG – Desa Bangun Rejo, Kecamatan Tenggarong Seberang, tengah merancang sebuah proyek yang diharapkan menjadi ikon baru desa: pembangunan taman terpadu dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH). Kehadiran taman ini bukan hanya untuk mempercantik lingkungan, melainkan juga menjadi pusat aktivitas masyarakat sekaligus wadah pemberdayaan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Kepala Desa Bangun Rejo, Yuyun Porwanti, menjelaskan bahwa taman tersebut diproyeksikan sebagai ruang multifungsi. Nantinya, warga dapat memanfaatkan fasilitas ini untuk berbagai kebutuhan, mulai dari berolahraga, bersantai bersama keluarga, hingga menggelar kegiatan sosial dan budaya.
“Konsep yang kami dorong bukan hanya sebatas ruang hijau untuk bersantai, tetapi juga pusat aktivitas warga. Kami ingin taman ini bisa menjadi ruang UMKM, pusat informasi, sekaligus tempat masyarakat bertukar pengalaman,” tutur Yuyun.
Lokasi pembangunan taman terpadu ini direncanakan berada di depan Balai Pertemuan Umum (BPU) Garuda. Beberapa fasilitas yang akan disediakan antara lain jogging track, sarana olahraga sederhana, serta area khusus untuk menampung kegiatan UMKM desa. Dengan begitu, taman tidak hanya berfungsi sebagai ruang publik, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat.
Menurut Yuyun, pembangunan taman terpadu merupakan langkah lanjutan setelah infrastruktur dasar di Bangun Rejo rampung sekitar 85 persen. Kini, pemerintah desa ingin beralih pada pembangunan yang bersifat peningkatan kualitas hidup warga. Keberadaan taman terpadu diharapkan menjadi ruang yang ramah bagi semua kalangan, termasuk perempuan, anak-anak, remaja, hingga keluarga.
“Ini bagian dari upaya kami menghadirkan ruang aman, nyaman, dan inklusif bagi masyarakat. Harapannya, setiap warga bisa merasa memiliki dan menjadikan taman sebagai tempat berkegiatan positif,” jelasnya.
Saat ini, proposal pembangunan taman terpadu telah diajukan ke Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara. Meski alokasi anggaran belum ditetapkan, Pemdes Bangun Rejo optimistis rencana tersebut dapat terealisasi dengan dukungan berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun mitra lainnya.
Lebih jauh, Yuyun menegaskan bahwa pihaknya ingin memastikan taman ini bisa diakses gratis oleh seluruh warga. Selain menjadi sarana rekreasi, keberadaan ruang terbuka hijau terpadu juga diproyeksikan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal melalui keterlibatan UMKM.
“Kami berharap, taman ini kelak menjadi simbol kebersamaan, solidaritas, dan kemandirian desa. Sebuah ruang publik yang dapat mempertemukan masyarakat dari berbagai lapisan, sekaligus memperkuat geliat UMKM lokal,” pungkasnya. (Arf)