Akupedia.id, TENGGARONG – Dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah, Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) kembali menggalakkan gerakan kurban ramah lingkungan. Kampanye ini menjadi bagian dari peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, bahkan di momen ibadah.
Kepala DLHK Kukar, H. Slamet Hadiraharjo, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyebarkan edaran resmi dari Bupati Kukar ke seluruh kecamatan serta panitia kurban di wilayah tersebut. Salah satu poin utama dalam edaran tersebut adalah imbauan untuk tidak menggunakan kantong plastik sekali pakai saat membagikan daging kurban.
“Sebagai alternatif, kami mendorong penggunaan besek bambu, daun pisang, atau wadah yang bisa digunakan berulang kali. Ini langkah sederhana, tapi jika dilakukan bersama, dampaknya sangat besar terhadap pengurangan sampah plastik,” jelas Slamet.
Gerakan ini bukan hanya simbolik. DLHK Kukar mengajak masyarakat untuk menjadikan momen kurban sebagai refleksi akan tanggung jawab manusia terhadap alam. Menurut Slamet, ibadah kurban bisa menjadi contoh bagaimana nilai-nilai spiritual dapat bersinergi dengan kepedulian terhadap lingkungan.
Selain kampanye bebas plastik, DLHK juga menyusun serangkaian kegiatan lain yang selaras dengan tema pelestarian lingkungan. Di antaranya adalah aksi bersih-bersih Sungai Tenggarong dan kegiatan penanaman pohon di sejumlah titik strategis. Kedua kegiatan ini melibatkan partisipasi lintas instansi pemerintah daerah serta komunitas lingkungan yang aktif di Kukar.
“Sungai bukan sekadar aliran air, tapi sumber kehidupan. Menjaga kebersihannya dari sampah, terutama plastik, merupakan bagian dari menjaga ekosistem dan warisan bagi generasi mendatang,” tambahnya.
Melalui pendekatan yang menggabungkan nilai keagamaan dan aksi ekologis, DLHK Kukar berharap masyarakat semakin memahami bahwa menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga bentuk ibadah dan tanggung jawab bersama. Dengan komitmen kolektif, Slamet optimistis Kukar dapat menjadi contoh kabupaten yang mampu menyeimbangkan tradisi, spiritualitas, dan kelestarian lingkungan.