Akupedia.id, TENGGARONG – Meski perjalanan masih panjang, langkah-langkah penting mulai terlihat untuk meningkatkan partisipasi perempuan di ranah politik Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar). Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kukar melaporkan kemajuan signifikan pada tahun 2024, dengan keterlibatan perempuan yang meningkat dari 15 persen menjadi 17 persen.
Angka ini memang masih jauh dari target nasional sebesar 25 persen, tetapi Kepala DP3A Kukar, Bambang Arwanto, menekankan bahwa perubahan ini tidak boleh dianggap remeh.
“Kenaikan dua persen ini adalah indikasi bahwa perempuan mulai semakin berani dan percaya diri untuk terlibat dalam dunia politik. Ini baru permulaan, dan kami akan bekerja lebih keras untuk meningkatkan angka ini,” ujarnya.
Namun, angka-angka ini hanya menggambarkan permukaan dari upaya besar yang sedang berlangsung. Di balik statistik tersebut, ada perempuan-perempuan yang mengambil langkah berani untuk terlibat di ranah yang selama ini didominasi oleh laki-laki. Mereka adalah pemimpin komunitas, aktivis, dan warga yang terdorong untuk memperjuangkan hak dan suara mereka di ruang-ruang pengambilan keputusan.
“Banyak perempuan di Kukar yang mulai menyadari pentingnya memiliki peran dalam politik, bukan hanya sebagai pengamat, tetapi sebagai pengambil keputusan,” ungkap Bambang.
Meskipun kemajuan telah dicapai, masih ada tantangan sosial dan budaya yang menghambat perempuan untuk sepenuhnya terlibat dalam politik. Di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), misalnya, tingkat keterlibatan perempuan masih berkisar antara 15 hingga 20 persen. Hal ini menunjukkan perlunya upaya lebih besar untuk mendobrak hambatan-hambatan yang ada.
“Budaya patriarki masih kuat, dan ini menjadi tantangan yang harus kita hadapi bersama. Namun, kami percaya bahwa dengan pendidikan yang tepat, dukungan komunitas, dan program-program inovatif, kita dapat mengubah pola pikir masyarakat dan membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan.” tambahnya.
Untuk menghadapi tantangan ini, DP3A Kukar tidak tinggal diam. Mereka telah meluncurkan berbagai program yang bertujuan untuk memberdayakan perempuan, mulai dari pelatihan kepemimpinan hingga kampanye kesadaran politik di tingkat lokal.
“Kami fokus pada edukasi dan sosialisasi, karena kami percaya bahwa perubahan dimulai dari pemahaman dan kesadaran,” tambah Bambang.
Program-program ini dirancang tidak hanya untuk meningkatkan angka, tetapi untuk mendorong perubahan yang merubah cara pandang terhadap perempuan di politik.
“Kami ingin melihat perempuan berani maju, tidak hanya karena angka atau kuota, tetapi karena mereka benar-benar ingin mengubah kondisi masyarakat,” jelasnya.
DP3A Kukar kini tengah merancang program-program baru yang lebih efektif dan berkelanjutan, yang tidak hanya berfokus pada peningkatan angka tetapi juga pada peningkatan kualitas keterlibatan perempuan dalam politik. Mereka berharap, dengan pendekatan yang tepat, angka keterlibatan perempuan di Kukar tidak hanya akan mencapai standar nasional, tetapi juga menciptakan dampak nyata pada kebijakan publik.
“Kami ingin Kukar menjadi model bagaimana perubahan yang nyata dan berkelanjutan dapat terjadi ketika semua pihak bekerja sama,” tutup Bambang.
Dengan strategi baru dan komitmen yang kuat, DP3A Kukar berharap dapat mengubah lanskap politik lokal dan menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi semua.
Penulis : Reihan Noor